Imigran gelap masuk Rudenim Pekanbaru

id imigran gelap, masuk rudenim pekanbaru

Dumai - Sebanyak 18 imigran gelap asal negara Afganistan dan Pakistan yang disergap satuan polisi air mabes Polri dalam suatu patroli baru-baru ini, dilimpahkan ke Rumah Detensi Imigrasi atau Rudenim Pekanbaru, ibukota Provinsi Riau.

"Proses pemeriksaan terhadap para imigran dan berita acara penyerahan telah selesai dilakukan, dan kini mereka dikirim ke Rudenim karena memang di sana ada ruang tahahan khusus yang lebih layak," kata Kepala Bidang (Kabid) Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian (Wasdakim) Imigrasi Dumai, Yusuf Rinjani, Jumat.

Dikatakan, para imigran pencari suaka politik ini berhasil diamankan saat berada di perairan Dumai, di atas kapal pancung bermesin ganda.

Para imigran gelap ini, kemudian menjalani pemeriksaan beberapa hari di Markas Polair Polres Dumai.

Ia menjelaskan, menahan lebih lama para tahanan asing itu di kantor Imigrasi Dumai, tidak bisa dilakukan, karena pihaknya hanya khusus menahan tahanan dengan kasus yang biasa.

"Pemberangkatan para imigran ke Pekanbaru menggunakan bus dan dikawal ketat polisi bersenjata," ungkapnya.

Ia mengatakan pula, perjalanan para imigran gelap ini berlayar dari negara Pakistan menuju Abu Dhabi, kemudian ke Kualalumpur, lalu ke negara bagian Malaka.

"Mereka kemudian berhasil masuk ke perairan sekitar Dumai, karena diloloskan oleh 'tekong' asal Dumai pula," katanya.

Namun, ketika melewati perairan Dumai, naas bagi para imigran itu, karena berhasil disergap Kapal Patroli KP Puyuh 647 milik Polair Mabes Polri.

Dia mengakui, dalam pemeriksaan terbentur pada masalah penerjamahan bahasa Persia yang digunakan para imigran dan sulit untuk diartikan.

"Sehingga, untuk kelancaran penyelidikan, harus didatangkan tenaga penerjemaah bahasa dari Jakarta," tuturnya.

Sementara itu, 'tekong' dan anak buah kapal yang membawa imigran gelap tersebut saat ini masih ditahan oleh pihak berwajib.

"Dua orang yang diduga sebagai penyalur imigran dari Malaysia ini masih diperiksa guna mengetahui jaringan organisasi yang mampu menerobos pengawasan keimigrasian," ujar Yusuf Rinjani.