Pekanbaru (ANTARA) - Anggota Komisi III DPR RI Karmila Sari meminta manajemen Bank Riau Kepri (BRK) belajar ke Bank NTB Syariah jika ingin serius berubah dari bank konvensional menjadi bank syariah.
Karmila Sari di Pekanbaru, Jumat, mencontohkan sistem perbankan daerah yang kondisinya serupa dengan BRK yakni Bank NTB Syariah yang sudah bertransisi secara penuh sejak 2018.
Bank NTB Syariah kini memiliki aset Rp8 triliun. Perjalanannya pasca konversi Bank NTB menjadi Bank Syariah telah menuai hasil pertumbuhan positif, dimana memulai persiapan dari 2016 dan beroperasional penuh dengan sistem syariah pada 2018.
"Kondisinya persis sama seperti BRK. Mayoritas penduduk muslim di NTB lebih banyak, hampir 96 persen, sedangkan di Provinsi Riau sekitar 90 persen. Ada enam konsultan yang mereka libatkan pada waktu itu mulai dari LPPI, OJK, BI bahkan mark plus and co. Sejak berjalan dari 2018, ada peningkatan laba yang mereka dapat walaupun di kondisi transisi " ucap wakil rakyat asal Kabupaten Rokan Hilir ini.
Dia meminta agar BRK dapat mempelajari konsep yang dimiliki Bank NTB Syariah.Pasalnya untuk perpindahan sistem menuju syariah, Bank NTB Syariah sudah memulai lebih dulu, dan sudah paham betul kendala dan strategi yang dilakukan.
Sementara itu, jika ditinjau dari segi aset, BRK memiliki nilai aset jauh lebih besar, senilai Rp27 triliun. Hanya saja yang membedakan kedua perbankan daerah ini yakni masa transisinya di kondisi pertumbuhan ekonomi yang berbeda. Di tahun 2018, kondisi pertumbuhan ekonomi masih stabil, sementara di tahun 2020 ini kita memasuki masa reses dengan pertumbuhan ekonomi minus.
"Sejauh ini BRK sudah bertahap mempersiapkan sistem perbankannya menuju syariah. Mereka juga sudah sosialisasi ke nasabah. Sesuai syarat, minimal 70 persen nasabah harus ikut menyetujui konversi ini," ucapnya.
Menurut Karmila, BRK juga terus meningkatkan layanan dan bisnis. Dimana, BRK baru saja meluncurkan program priority untuk nasabah yang memiliki deposito tabungan mulai dari Rp500 juta. Banyak fasilitas gratis dan berkelas yang nasabah prioritas dapatkan. Di antaranya fasilitas ruang pertemuan di gedung menara BRK dan pelayanan berkelas dan keutamaan lainnya.
"Kita sebagai masyarakat Riau sangat bangga dengan perkembangan BRK saat ini. Berharap BRK semakin canggih lagi dalam teknologinya dan semakin cepat, baik pelayanannya sehingga BRK semakin dekat dengan nasabahnya," ujarnya.
Menurutnya, membantu perkembangan BRK berarti sama saja membantu kemajuan Riau karena keuntungan yang BRK dapatkan merupakan bagian tambahan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Riau yang dimanfaatkan untuk pembangunan Riau berkelanjutan.