Bethesda (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang selama ini enggan masker di hadapan publik, bahkan di tengah penyebaran pandemi virus corona, pada Sabtu (11/7) memakai masker saat mengunjungi sebuah fasilitas kesehatan (faskes) militer di luar Washington.
Di faskes itu, dia bertemu dengan para tentara yang terluka dan pekerja medis di garda terdepan.
Baca juga: Pasien positif COVID-19 hasil "swab test" di RSD Wisma Atlet bertambah 14 orang
Kunjungannya ke Walter Reed National Military Medical Center itu merupakan penampilan publik pertama Trump dengan menggunakan penutup wajah sejak virus corona mulai menyebar di berbagai penjuru AS awal tahun ini.
Trump sebelumnya menolak menggunakan masker di hadapan umum ataupun meminta para warga AS untuk mengenakannya. Ia mengatakan mengatakan bahwa itu penggunaan masker merupakan pilihan pribadi, meski dirinya sempat mengatakan akan memakai masker apabila dia berada di kerumunan orang dan tidak dapat menjaga jarak dengan yang lain.
"Saya rasa ketika kita berada di rumah sakit, terutama saat kita berbicara dengan banyak personel militer, dengan beberapa dari mereka baru saja menjalankan operasi, saya rasa memakai masker adalah hal yang sangat baik," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih sesaat sebelum kunjungan tersebut.
Di fasilitas kesehatan itu, Trump berjalan melewati para media, untuk sesi foto yang diatur, dengan menggunakan masker berwarna biru dongker berhiaskan cap kepresidenan berwarna emas. Dia hanya mengatakan "terima kasih" saat dia berlalu.
Para pejabat tinggi kesehatan publik telah mendesak penggunaan masker untuk memperlambat penyebaran virus corona, yang hingga Jumat (10/11) telah memakan korban jiwa sebanyak 134.000 di Amerika Serikat. Kalangan pengkritik mengatakan penolakan Trump untuk memakai masker menunjukkan kurangnya kepemimpinan.
Bahkan ketika para pejabat lain dalam pemerintahannya menyerukan penggunaan masker dan penjagaan jarak sosial, Trump, yang berupaya terpilih kembali dalam pemilihan presiden pada November, mendesak negara-negara bagian untuk membuka kembali ekonomi yang sebelumnya ditutup.
Karena banyak negara bagian sudah melonggarkan pembatasan, virus corona telah menemukan pijakan baru. Di AS, jumlah kasus baru COVID-19, yaitu penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus corona jenis baru, pada Jumat naik lebih dari 69.000. Jumlah itu merupakan rekor harian ketiga berturut-turut.
Hingga Jumat, jumlah infeksi di AS yang dikonfirmasi mencapai tiga juta, menurut hasil penghitungan Reuters.
Seorang juru bicara untuk calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, mengatakan Trump telah berbulan-bulan mengabaikan saran dari para ahli medis dan mempolitisasi penggunaan masker.
"Alih-alih mengambil tanggung jawab dan memimpin, sementara masyarakat Amerika harus berkorban dia menghabiskan empat bulan dengan memicu perpecahan dan secara aktif mencegah orang mengambil langkah yang sangat mendasar untuk saling melindungi," kata juru bicara Biden, Andrew Bates.
Baca juga: Michelle Bolsonaro, istri Presiden Brazil, dan dua putrinya dinyatakan negatif Corona
Baca juga: Kasus baru positif COVID-19 turun secara drastis dibanding kemarin
Sumber: Reuters
Penerjemah: Aria Cindyara
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB