Sebanyak 150 prajurit Yontaifib 1 berlatih terjun tempur di Lanudal Pondok Cabe

id Berita hari ini,berita riau terbaru, berita riau antara,Prajurit

Sebanyak 150 prajurit Yontaifib 1 berlatih terjun tempur di Lanudal Pondok Cabe

Prajurit Batalyon Intai Amfibi 1 Marinir (Yontaifib 1 Mar) mengikuti latihan terjun tempur dalam rangka Latihan Satuan Dasar (LSD) II Aspek Udara TW II Tahun 2020, di area Pangkalan Udara TNI AL (Lanudal) Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (9/7/2020) (ANTARA/HO-Batalyon Intai Amfibi 1 Marinir)

Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 150 prajurit Batalyon Intai Amfibi 1 Marinir (Yontaifib 1 Mar) mengikuti latihan terjun tempur dalam rangka Latihan Satuan Dasar (LSD) II Aspek Udara TW II Tahun 2020 di area Pangkalan Udara TNI AL (Lanudal) Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Jumat.

"Latihan ini untuk melatih kesiapan prajurit Yontaifib 1 Marinir dalam menghadapi pelaksanakan operasi tempur yang dilaksanakan di Dabo Singkep yang diinfiltrasikan melalui udara dengan "combat free fall"," ujar Komandan Batalyon Intai Amfibi 1 Marinir (Danyontaifib 1 Mar), Mayor Marinir Tantahara dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Jet tempur China mendekat ke wilayah udara Taiwan, tingkatkan ketegangan relasi

Tantahara yang juga selaku pimpinan dalam latihan terjun tempur itu menekankan kepada para penerjun dan pelatih agar selalu siap dalam melaksanakan setiap kegiatan.

Selain itu, para penerjun dan pelatih juga diingatkan untuk tetap memperhatikan prosedur keamanan latihan, serta serius dan disiplin dalam melaksanakan kegiatan latihan penerjunan.

Latihan terjun tempur tersebut menggunakan pesawat udara Cassa NC-212 U-6205 Skuadron Udara 600 Wing Udara 2 Puspenerbal. Adapun ketinggian penerjunan bervariasi, mulai dari 6000 hingga 8000 feet.

Daerah pendaratan atau dropping zone (DZ) berada di lapangan depan hanggar Lanudal Pondok Cabe. Latihan ini dilaksanakan selama 10 hari, terhitung sejak 6 Juli hingga 15 Juli 2020, serta diakhiri dengan terjun tempur malam hari.

Tantahara mengatakan, latihan yang dilakukan pertama kali di luar basis sejak diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) karena pandemi COVID-19 tersebut, bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan prajurit dalam infiltrasi dari udara untuk masuk ke daerah sasaran.

"Hal itu guna menunjang pelaksanaan latihan maupun tugas operasi yang diberikan dari satuan atas," ucap dia.

Baca juga: Jet tempur Turki "netralkan" dua petempur PKK di Irak utara

Baca juga: Jet tempur canggih Jepang ditemukan jadi puing setelah dinyatakan hilang


Pewarta: Fathur Rochman