Presiden Joko Widodo yakin ASEAN mampu atasi dampak pandemi COVID-19
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo meyakini negara-negara anggota ASEAN dapat mengatasi dampak pandemi COVID-19 karena memiliki fondasi yang telah terbukti selama lebih dari lima dekade.
"Presiden menyampaikan dengan fondasi sebagai komunitas yang kuat dan sudah dibangun lebih dari 5 dekade ini ASEAN mampu melewati masa sulit dan perubahan situasi," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat.
Retno menyampaikan hal tersebut seusai mendampingi Presiden Joko Widodo yang mengikuti KTT ASEAN secara virtual yang dipimpin Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc selaku Ketua ASEAN 2020.
"Menurut Presiden, dunia termasuk negara-negara ASEAN saat ini mengalami 2 tantangan besar yaitu penanganan COVID-19 dan dampaknya yaitu masalah sosial ekonominya," ungkap Retno.
Tantangan akibat COVID-19 itu makin berat karena situasi global sangat dinamis yang ditandai persaingan atau rivalitas negara-negara atau kekuatan-kekuatan besar dunia yang semakin meningkat.
"Termasuk pesimisme terhadap multilateralisme yang makin besar dan rules based order makin banyak dilanggar dengan perubahan kondisi geopolitik saat ini. Presiden RI menekankan pentingnya peran ASEAN di dalam menavigasi perubahan ini," tambah Retno.
Dalam laporannya, Sekretaris Jenderal ASEAN Dato Lim Jock Hoi pun mencatat sejumlah hal. Pertama, adalah untuk pertama kalinya dalam 23 tahun terakhir ASEAN mengalami kontraksi ekonomi karena pandemi.
Tapi negara-negara ASEAN dinilai telah mengambil langkah-langkah mitigasi dampak ekonomi, sosial dari pandemi bersama dengan negara-negara mitra ASEAN.
"Sekjen ASEAN menilai negara-negara ASEAN telah berhasil melakukan tindakan cepat dan menentukan dalam menangani pandemi ini, cepat berkoordinasi secara solid dan secara bersamaan melakukan kerja sama dengan para mitra dalam KTT ASEAN Plus Three," ungkap Retno.
Komitmen kerja sama antara negara-negara ASEAN pada saat pandemi dinilai masih sangat kuat sehingga berhasil mendorong berbagai macam kerja sama meski masing-masing negara juga mengalami kesulitan di dalam negeri.
"Di bidang kesehatan contohnya ASEAN bekerja untuk membentuk Regional Pandemic Responsive Fund yang dibahas baik sejak KTT ASEAN dan ASEAN Plus Three pada April lalu dan kita berusaha menyelesaikannya," tambah Retno.
Selain itu solidaritas ASEAN juga memungkinkan ASEAN untuk terus bekerja memajukan ASEAN Community Building di berbagai pilar seperti pilar APSC (Asean Political Security Community) yang meliputi kerja sama pencegahan terorisme, kejahatan transnasional dan juga kerja sama di bidang pertahanan.
Selanjutnya di pilar ekonomi berbagai kerja sama terus dilakukan antara lain fasilitasi perdagangan melalui ASEAN Single Window, operasionalisasi dari "ASEAN-wide Self-Certification Scheme" agar dapat segera mengembalikan supply chain connectivity yang sempat terdisrupsi selama pandemi berlangsung.
"Dalam konteks ekonomi ini juga rencana penandatangan ARCEP (Asean Regional Comprehensive Economic Partnership Agreement) yang merupakan indikasi yang sangat kuat upaya keras ASEAN untuk mendukung sistem perdagangan multilateral," ungkap Retno.
Selain kerja sama di pilar politik keamanan serta ekonomi, kerja sama ASEAN selama pandemi ini juga terus berlangsung untuk pilar sosial budaya yaitu memperkuat human capital development dan keberlanjutan di semua aspek kerja sama.
"Tahun ini didedikasikan sebagai 'Year of ASEAN Identity yang digagas Indonesia dan saat ini kita sedang menyelesaikan 'mid term review' dari 3 'blue print' pilar kerja sama ASEAN dan rencananya akan kita selesaikan dan diserahkan ke komite ASEAN pada November nanti," jelas Retno.
Hadir dalam KTT ASEAN ke-36 yaitu para pemimpin negara ASEAN yaitu Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Perdana Menteri Laos Thoungloun Sisoulith, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin, Kanselir Negara Myanmar Aung San Suu Kyi, Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha, dan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuân Phúc selaku Ketua ASEAN 2020, serta Sekretaris Jenderal ASEAN Dato Lim Jock Hoi.
Pewarta : Desca Lidya Natalia
"Presiden menyampaikan dengan fondasi sebagai komunitas yang kuat dan sudah dibangun lebih dari 5 dekade ini ASEAN mampu melewati masa sulit dan perubahan situasi," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat.
Retno menyampaikan hal tersebut seusai mendampingi Presiden Joko Widodo yang mengikuti KTT ASEAN secara virtual yang dipimpin Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc selaku Ketua ASEAN 2020.
"Menurut Presiden, dunia termasuk negara-negara ASEAN saat ini mengalami 2 tantangan besar yaitu penanganan COVID-19 dan dampaknya yaitu masalah sosial ekonominya," ungkap Retno.
Tantangan akibat COVID-19 itu makin berat karena situasi global sangat dinamis yang ditandai persaingan atau rivalitas negara-negara atau kekuatan-kekuatan besar dunia yang semakin meningkat.
"Termasuk pesimisme terhadap multilateralisme yang makin besar dan rules based order makin banyak dilanggar dengan perubahan kondisi geopolitik saat ini. Presiden RI menekankan pentingnya peran ASEAN di dalam menavigasi perubahan ini," tambah Retno.
Dalam laporannya, Sekretaris Jenderal ASEAN Dato Lim Jock Hoi pun mencatat sejumlah hal. Pertama, adalah untuk pertama kalinya dalam 23 tahun terakhir ASEAN mengalami kontraksi ekonomi karena pandemi.
Tapi negara-negara ASEAN dinilai telah mengambil langkah-langkah mitigasi dampak ekonomi, sosial dari pandemi bersama dengan negara-negara mitra ASEAN.
"Sekjen ASEAN menilai negara-negara ASEAN telah berhasil melakukan tindakan cepat dan menentukan dalam menangani pandemi ini, cepat berkoordinasi secara solid dan secara bersamaan melakukan kerja sama dengan para mitra dalam KTT ASEAN Plus Three," ungkap Retno.
Komitmen kerja sama antara negara-negara ASEAN pada saat pandemi dinilai masih sangat kuat sehingga berhasil mendorong berbagai macam kerja sama meski masing-masing negara juga mengalami kesulitan di dalam negeri.
"Di bidang kesehatan contohnya ASEAN bekerja untuk membentuk Regional Pandemic Responsive Fund yang dibahas baik sejak KTT ASEAN dan ASEAN Plus Three pada April lalu dan kita berusaha menyelesaikannya," tambah Retno.
Selain itu solidaritas ASEAN juga memungkinkan ASEAN untuk terus bekerja memajukan ASEAN Community Building di berbagai pilar seperti pilar APSC (Asean Political Security Community) yang meliputi kerja sama pencegahan terorisme, kejahatan transnasional dan juga kerja sama di bidang pertahanan.
Selanjutnya di pilar ekonomi berbagai kerja sama terus dilakukan antara lain fasilitasi perdagangan melalui ASEAN Single Window, operasionalisasi dari "ASEAN-wide Self-Certification Scheme" agar dapat segera mengembalikan supply chain connectivity yang sempat terdisrupsi selama pandemi berlangsung.
"Dalam konteks ekonomi ini juga rencana penandatangan ARCEP (Asean Regional Comprehensive Economic Partnership Agreement) yang merupakan indikasi yang sangat kuat upaya keras ASEAN untuk mendukung sistem perdagangan multilateral," ungkap Retno.
Selain kerja sama di pilar politik keamanan serta ekonomi, kerja sama ASEAN selama pandemi ini juga terus berlangsung untuk pilar sosial budaya yaitu memperkuat human capital development dan keberlanjutan di semua aspek kerja sama.
"Tahun ini didedikasikan sebagai 'Year of ASEAN Identity yang digagas Indonesia dan saat ini kita sedang menyelesaikan 'mid term review' dari 3 'blue print' pilar kerja sama ASEAN dan rencananya akan kita selesaikan dan diserahkan ke komite ASEAN pada November nanti," jelas Retno.
Hadir dalam KTT ASEAN ke-36 yaitu para pemimpin negara ASEAN yaitu Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Perdana Menteri Laos Thoungloun Sisoulith, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin, Kanselir Negara Myanmar Aung San Suu Kyi, Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha, dan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuân Phúc selaku Ketua ASEAN 2020, serta Sekretaris Jenderal ASEAN Dato Lim Jock Hoi.
Pewarta : Desca Lidya Natalia