Koptan binaan RAPP diakui produksi buah bersertifikat

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, Koptan,RAPP

Koptan binaan RAPP diakui produksi buah bersertifikat

Kelompok Tani Benih Andalan tengah bekerja mengembangkan bibit durian dan manggis. Saat ini mereka telah memiliki sertifikat memproduksi buah dari Pemerintah Kabupaten Pelalawan (ANTARA/HO-RAPP)

Pelalawan (ANTARA) - Seorang lelaki berbadan terlihat begitu terampil menata tanaman bibit buah. Amin Fahrudin (38), warga Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, dulu ia adalah seorang pekerja konstruksi. Namun, sejak akhir 2017 ia memilih profesi sebagai petani yang mengembangkan beberapa komoditas. Mulai dari jambu air, manggis dan durian telah ia tanam. Setiap bulan, Amin mendapat pelatihan dari pemerintah dan perusahaan.

"Awalnya saya hanya coba-coba, namun lama kelamaan saya tertarik dan mulai menekuni teknik penangkaran ini setelah diberikan pelatihan oleh pemerintah dan perusahaan," tuturnya.

Amin kemudian bergabung dengan Kelompok Tani (Koptan) Benih Andalan. Koptan ini baru saja memperoleh sertifikat penangkar tanaman buah dari Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Pelalawan awal Mei 2020 lalu. Hal ini semakin memotivasi membuat mereka untuk mewujudkan Pelalawan menjadi pusat penangkaran bibit buah di Riau.

Koptan Benih Andalan juga mendapatkan pembinaan dari Community Development (CD) PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). Pembinaan diberikan dalam bentuk pelatihan dan bantuan bibit. Sejak itu mereka menjadi lebih terarah dalam bertani.

"Jika ada kesulitan, kami dan pihak CD RAPP berdiskusi. Nah, dari sana kita bisa mendapatkan alur penanaman buah, jika terkena hama harus bagaimana dan sebagainya. Jadi kami tidak dibiarkan begitu saja," ungkapnya.

Kepala Balai Pelatihan dan Pengembangan Usaha Terpadu (BPPUT) RAPP, Gading Sahyoga mengatakan program penangkaran bibit buah ini sejalan dengan program unggulan OVOC atau _One Village One Commodity_ (satu desa memiliki satu komoditas utama).

“Kami berharap melalui sertifikasi dari pemerintah ini dapat mendukung pengembangan program agribisnis para petani binaan, khususnya pada pengembangan program satu desa satu komoditas unggulan atau _one village one commodity_ oleh RAPP secara berkelanjutan," ujarnya.

Gading menambahkan saat ini pihaknya tengah mengembangkan sebanyak 500 bibit buah durian dan manggis. Bibit-bibit buah tersebut mereka peroleh secara resmi dari Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu) di Solok, Sumatera Barat.

"Jadi buah yang dihasilkan nanti lebih terjamin kualitasnya, berlabel, dan memiliki asal usul yang jelas serta melalui teknik penangkaran yang sesuai standar," imbuhnya.

Setelah tahap penangkaran, pihaknya kemudian akan menyalurkan bibit berkualitas tersebut ke desa-desa yang berada di sekitar wilayah operasional. Di sana juga akan dibangun program penangkaran bibit buah yang berkualitas dan bersertifikat.

Sementara itu, Manajer CD RAPP, BR Binahidra Logiardi mengatakan program ini merupakan wujud kontribusi perusahaan dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

"Sertifikasi ini berarti kelompok tani penangkar bibit buah binaan kita telah diakui oleh pemerintah. Hal ini juga mendukung tujuan dari SDGs pada poin ke-17 tentang kemitraan untuk mencapai tujuan," kata Binahidra.

Saat ini, perusahaan bagian dari grup APRIL ini memfokuskan pada tiga aspek inti dan empat aspek pendukung implementasi SDGs.Tiga aspek inti itu adalah nomor 12 konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, nomor 13 aksi terhadap iklim dan nomor 15 ekosistem daratan.

Kemudian empat target pendukung yakni nomor 3 tentang kesehatan yang baik dan kesejahteraan, nomor 4 tentang pendidikan berkualitas, nomor 6 tentang ketersediaan air bersih dan sanitasi, serta nomor 17 tentang kemitraan untuk mencapai tujuan. (rls)