Empat pasien RSJ tanpa identitas

id empat pasien, rsj tanpa identitas

Pekanbaru, (ANTARARIAU News) - Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Tampan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, merawat empat orang pasien laki-laki yang mengalami kenainan jiwa yang hingga kini belum diketahui identitas dan keluarganya.

Staf Layanan Kesehatan Pasien Kejiwaan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Tampan Pekanbaru, Antoni, Rabu mengatakan, empat orang pasien yang belum diketahui identitasnya secara jelas itu, sebelumnya terjaring dalam razia gelandangan khusus penderita kejiwaan di Pekanbaru.

"Keempatnya terjaring di tempat berbeda pada hari Senin (17/10) dan Selasa (18/10) lalu. Mereka terpaksa diangkut dan digiring ke RSJ karena ketika ditanyai nama dan alamat tempat tinggalnya, semuanya tidak bisa menjawab atau jawabannya cenderung 'ngambang'," kata Antoni.

Direktur Medik dan Keperawatan RSJ Tampan Pekanbaru, Nunik Sukaryaningsih dalam kesempatan terpisah mengatakan, saat ini keempat pasien tersebut sedang menjalani perawatan dan pengawasan petugas medis.

"Kami juga terus berusaha untuk melacak keberadaan keluarganya. Upaya pencarian keluarga yakni dengan melacak asal usul keempat pasien kelainan jiwa itu," kata Nunik.

Nunik menjelaskan, keberadaan pasien "MR X" atau yang belum diketahui keluarga selalu saja ada di RSJ Tampan Pekanbaru.

"Namun keberadaan mereka selalu bergilir. Mereka (Mr X) yang telah ditemukan keluarganya, setelah sehat kemudian dipulangkan. Sementara ada juga yang telah setengah sehat, namun keluarganya belum diketemukan. Nah, yang demikian kami berdayakan di RSJ, membantu petugas dalam bersih-bersih dan kegiatan lainnya," ujarnya.

Nunik kembali menerangkan, selama ini pihaknya bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) selalu melakukan razia gelandangan yang terindikasi mengalami gangguan kejiwaan, khususnya untuk wilayah perkotaan.

"Razia ini kami lakukan setiap masuknya laporan tentang keresahan masyarakat terhadap keberadaan penderita kejiwaan yang berkeliaran dijalanan dan wilayah pemukiman warga," katanya.

Nunik mengatakan, masing-masing penderita kejiwaan yang terjaring memiliki tingkat kondisi yang beragam, mulai dari kronis atau gangguan kejiwaan yang parah hingga yang hanya stres akibat masalah yang dihadapinya.

"Bagi yang parah penyakitnya (gangguan jiwa), akan diinapkan di ruang perawatan khusus dan mendapatkan layanan kesehatan secara intensif," ujarnya.

"Sementara bagi yang ringan, kemungkinan akan dihadapkan langsung ke tim ahli yang mampu 'menerawang' kondisi kejiwaan pasien tersebut," demikian Nunik Sukaryaningsih.