Jakarta (ANTARA) - Seiring mewabahnya virus corona baru atau COVID-19 di beberapa negara, pemerintah dan ahli kesehatan mengingatkan para pelancong soal karantina yang tiba-tiba bisa diberlakukan di suatu wilayah.
Hal ini pernah dialami 1000 orang di Canary Island, Spanyol. Para pelancong di sana yang berasal dari berbagai negara termasuk China, Italia, UEA dan Filipina diminta tetap berada di hotel setelah diketahui salah satu dari mereka positif COVID-19.
Aktor Hollywood Tom Cruise juga harus berdiam di salah satu hotel di Italia saat dilaporkan ada kejadian COVID-19 di sana.
Lalu, jika Anda bepergian ke suatu wilayah yang awalnya aman dari COVID-19 lalu tiba-tiba ada aturan karantina massal di sana, siapakah yang harus membayar akomodasinya?
“Setiap keadaan adalah unik. Dalam kasus beberapa kapal pesiar di Asia Timur yang (penumpangnya) menjalani karantina, pihak pelayaran sendiri menanggung biaya akomodasi. Dalam kebanyakan kasus lain, pelancong individu bertanggung jawab untuk mengelola karantina sendiri," kata perwakilan Departemen Negara Amerika Serikat seperti dilansir TIME.
Sophie Smith, seorang jurnalis lepas asal Australia yang melakukan perjalanan ke UEA untuk liputan balap sepeda mengaku pernah dikarantina dadakan selama berhari-hari di kamar hotel Abu Dhabi karena kemungkinan terpapar virus corona di acara tersebut.
"Tidak ada komunikasi. Tidak ada yang punya informasi. Ini nyata. Anda sendirian di kamar hotel," kata dia yang ternyata negatif COVID-19.
Smith mengaku tak yakin siapa yang membayar makanan ekstra di hotel, atau untuk penerbangan pulang yang telah dipesan ulang.
Dia pikir dewan olahraga lokal membayar, tetapi yang pasti bukan dia yang membayar.
Hotel Kepulauan Canary juga tampaknya tidak memungut biaya tamu. Lilia Kovka, yang tinggal di Berlin, mengatakan orang tuanya tinggal di hotel itu, dan belum diminta untuk membayar apa pun.
"Tidak ada yang tahu pada saat ini siapa yang akan membayar pada akhirnya. Pemerintah Jerman dan Spanyol perlu membayar dan menyediakan penerbangan kembali. Kami semua akan protes jika tidak," tutur Kovka.
Situasi lebih sulit mungkin akan dialami pelancong yang tinggal di apartemen atau rumah yang disewakan karena mereka mungkin bisa dikarantina di kediaman orang lain.
Pihak Airbnb dalam laman resminya menyarankan para pelancong yang berencana mengunjungi daerah-daerah yang terdampak COVID-19 seperti China dan Korea Selatan mungkin dapat membatalkan pesanan mereka tanpa dikenai biaya tambahan jika membatalkan.
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Berita Lainnya
UNIFIL berduka atas tewasnya petugas penjaga perdamaian akibat tabrakan di Lebanon
16 November 2024 16:25 WIB
Indonesia mulai integrasikan bioenergi dan CCS guna kurangi emisi karbon
16 November 2024 16:10 WIB
Presiden China Xi Jinping ajak anggota APEC promosikan ekonomi inklusif
16 November 2024 15:57 WIB
Mike Tyson kalah dari Paul Jake dalam pertarungan selama delapan ronde
16 November 2024 15:49 WIB
BPBD DKI sebut genangan banjir rob di Jakarta Utara mulai berangsur turun
16 November 2024 15:25 WIB
Ketua MPR Ahmad Muzani lelang 1 ton sapi untuk disumbangkan korban Gunung Lewotobi
16 November 2024 15:10 WIB
Presiden Prabowo: APEC harus jadi model solidaritas dan kolaborasi Asia Pasifik
16 November 2024 14:49 WIB
Nelayan di Flores Timur NTT mulai lakukan aktivitas memancing
16 November 2024 14:01 WIB