Legislator apresiasi penyelesaian sengkarut pemberangkatan ratusan jemaah umrah nyaris gagal

id Travel umrah, jemaah umrah, gagal berangkat

Legislator apresiasi penyelesaian sengkarut pemberangkatan ratusan jemaah umrah nyaris gagal

Ratusan jemaah umrah asal Riau yang nyaris gagal berangkat akhirnya berhasil tiba di tanah suci. (ANTARA/HO Kiblatain)

Pekanbaru (ANTARA) - Ketua Komisi III DPRD Riau, Hussain Hamidi mengapresiasi penyelesaian sengkarut pemberangkatan ratusan calon jemaah umrah yang sebelumnya nyaris gagal ke Tanah Suci akibat permasalahan di manajemen biro perjalanan umrah Kiblatain Jaya Wisata.

"Alhamdulillah, keputusan manajemen baru Kiblatain ini tepat. Biasanya kalau ada permasalahan jemaah yang ditunda berangkat itu potensi gagal berangkat besar sekali. Tapi ini alhamdulilah setelah kita urus, dan manajemennya diganti dengan yang baru, semua bisa berangkat," kata Hussain kepada Antara di Pekanbaru, Minggu.

Hussain sebelumnya menjadi sosok paling vokal ketika ratusan warga Riau yang telah mendaftar ke biro perjalanan umrah Kiblatain terkatung-katung nasibnya kala proses pemberangkatan mereka tidak jelas pada 2018 lalu.

Dia mengakutelahmelakukan sejumlah langkah untuk menyelesaikan permasalahan itu, termasuk memanggil biro perjalananumrah dan jemaah yang berlokasi di Jalam Haji Imam Munandar, Pekanbaru itu.

Alhasil, Kiblatain yang berganti manajemen akhirnya berhasil memberangkatkan para calon jemaah umrah itu secara bertahap selama 2019 lalu.

Ia menjelaskan, itikad baik dari manajemen baru ini, semua jemaah yang tertunda berangkat tahun 2018 silam, semua sudah diberangkatkan. "Jadi sudah clear masalahnya. Mudah-mudahan ke depan bisa lebih bagus lagi," ujarnya.

Dia mengatakan kebijakan yang diambil oleh manajemen baruBiro Travel Kiblatain Jaya Wisatamerupakan keputusan yang berani. Sebab ada banyak kasus jemaah umroh yang tidak diberangkatkan oleh biro Travel itu tidak akan mau lagi memberangkatkan jemaahnya.

Pihaknya berharap kepada manajemen baruBiro Travel Kiblatain Jaya Wisatayang sekarang ini agar terus menjaga kepercayaan kepada masyarakat. Khususnya calon jemaahnya yang akan diberangkatkan ke Tanah Suci.

"Pesan kami, tolong jaga kepercayaan masyarakat. Yang sudah bagus ini, harus dipertahankan dan tingkatkan lagi," tuturnya.

"Bertanggung jawab,". Kata itu spontan keluar dari mulut Hasyim, Camat Pujud, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, saat menceritakan apa dilakukan travel umrah PT Kiblatain Jaya Utama kala memberangkatkan 50 jemaah gagal berangkat ke Tanah Suci, Arab Saudi, pada 26 Maret 2019.

Ketika tu, 27 Maret 2018, ke-50 jemaah umrah, termasuk Hasyim, istri dan kerabatnya telah sampai di Kuala Lumpur, Malaysia, untuk siap-siap melanjutkan perjalanan ke tanah suci. Namun, akhirnya tak jadi berangkat oleh manajemen dan pemilik lama PT Kiblatain Jaya Utama.

Hasyim menjelaskan, jika travel umrah itu bukan PT Kiblatain Jaya Wisata, maka hampir dipastikan jemaah gagal berangkat tak bakal menunaikan ibadah sudah diniatkan ke tanah haram. Ia bersyukur, usai gagal berangkat, kemudian ada pergantian kepemilikan dengan manajemen baru, travel umrah ini akhirnya memberangkatkan mereka ke Arab Saudi.

"Alhamdulillah, ini juga mungkin berkat doa para jemaah. Di antara mereka secara ekonomi tidak beruntung, namun terus menabung untuk berangkat. Akhirnya cita-cita kita ke tanah suci terkabulkan," jelas Hasyim dihubungi dari Pekanbaru.

Ia sempat was-was saat PT Kiblatain Jaya Wisata memutuskan menunda keberangkatan jemaah umrah pada 2018 lalu. Namun, dengan beralihnya kepemilikan dan bergantinya manajemen, Hasyim bersyukur bisa ke Rumah Allah. Selain, itu ia juga mengaku sangat menikmati pelayanan travel umrah PT Kiblatain Jaya Wisata di bawah manajemen baru tersebut.

Camat Pujud ini menceritakan pengalamannya selama menunaikan Ibadah Umrah di Tanag Suci. Jemaah, tuturnya, menginap di hotel berbintang serta dekat dengan Masjid Nabawi di Madinah serta Ka'bah di Mekah.

"Jaraknya hanya dibatasi jalan. Di Madinah itu, kalau tidak salah dekat sekali dengan pintu 26. Begitu juga di Mekah sangat dekat," tuturnya lagi dengan wajah berbinar-binar.

Sementara itu, Pimpinan PT Kiblatain Jaya Wisata Wilayah Riau, H Fadhli Rahmanmenjelaskan, di bawah manajemen baru, jemaah hanya menyetorkan Rp3 juta untuk mendaftar berangkat umrah. Ketika tiket pesawat, visa dan hotel sudah selesai, maka barulah dibayar lunas oleh jemaah.

Selain itu, Fadhli Rahman mengatakan, PT Kiblatain Jaya Wisata juga menggandeng BRI Syariah, sebagai tempat penyimpanan uang pendaftaran.

"Alhamdulillah sekarang semuanya berjalan dengan sistematis. Kita menggandeng BRI Syariah untuk jaga titik aman uang jemaah. Jika sudah mendaftar Rp3 juta, kita uruskan semua perlengkapannya. Jika sudah selesai kita akan kembali koordinasi dengan mereka," jelasnya.

Hingga 2020 ini, tuturnya, ratusan jemaah telah diberangkatkan ke Tanah Suci dalam tiga gelombang. Sebagian dari jemaah, katanya, mendapatkan pengalaman luar biasa dari segi pelayanan mulai dari bandara hingga akomodasi di Arab.

Dihubungi secara terpisah, Direktur Utama PT Kiblatain Jaya Wisata saat ini, Sintya Nurwahuni menceritakan, proses peralihan perusahaan bermula medio 2018. Ketika itu ada pertemuan pemilik dan manajemen lama dengan seorang calon investor bersedia mengambil alih perusahaan.

Awalnya manajemen lama hanya menyampaikan PT Kiblatain Jaya Wisata telah gagal memberangkatkan 50 Jamaah setelah sampai di Kuala Lumpur. Namun, setelah terjadi kesepakatan peralihan diketahui masih ada puluhan jamaah jamaah telah membayar lunas dan belum diberangkatkan hingga total keseluruhan 116 jemaah, ditambah beberapa puluh jamaah telah menyetorkan uang muka kepada manajemen lama antara Rp 5-15 juta.

Mengetahui kondisi sebenarnya, sempat terjadi deadlock dalam proses peralihan tersebut, hingga akhirnya manajemen baru memutuskan melanjutkan proses setelah bertemu secara langsung dengan para jamaah adanya kesepakatan pola recovery.

“Hingga akhirnya seluruh jamaah telah berhasil diberangkatkan sejak November 2018 hingga Maret 2019 di musim Umrah 1440 H lalu,” tutur Sintya Nurwahyuni.

Sejak awal peralihan di November 2018 hingga saat ini, manajemen baru telah memberangkatkan setidaknya 700-an jamaah ke tanah suci. Jumlah ini terbilang cukup kecil bagi sebuah biro travel umrah.

“Sejak awal musim umrah 1441 H, Kami juga membuat program lebih menjamin keamanaan pembayaran BPIU calon jamaah. Calon jemaah cukup membayar uang muka ke perusahaan, selanjutnya jamaah akan menyetorkan sisa BPIU ke rekening tabungan atas namanya sendiri layaknya tabungan haji. Kepastian keberangkatan calon jamaah diverifikasi bank tempat jamaah menabung,” pungkasnya.