Dinsos Dumai Butuh Rp 3 Miliar Atasi Anak Punk

id dinsos dumai, butuh rp, 3 miliar, atasi anak punk

Dumai, 21/4 (ANTARA) - Dinas Sosial Kota Dumai, Riau, saat ini membutuhkan anggaran sekitar Rp3 miliar untuk membangun rumah atau panti persinggahan terpadu yang diperuntukan bagi komunitas punk atau anak jalanan berpenampilan "nyentrik".

"Pembangunan rumah singgah anak jalanan dan anak punk ini adalah satu-satunya jalan untuk mengatasi kenakalan mereka yang saat ini memang mulai meresahkan warga," kata Kepala Dinsos Dumai, Pazwir, di Dumai, Kamis.

Menurut dia, sejauh ini upaya penekanan jumlah anak jalanan dan anak punk di Kota Dumai dengan cara menjaring dan memulangkan mereka ke pihak keluarga masing-masing kurang efektif.

Hal ini, menurut Paswir, dapat dilihat dari semakin bertambahnya anak jalanan dan punk yang berkeliaran di setiap jalanan Kota Dumai yang berkeliaran pada jam siang maupun malam hari hingga dini hari.

"Jika ditelusuri lebih jauh, penyebab mengapa upaya penjaringan anak jalanan dan pengembalian mereka ke pihak keluarga yang dilakukan saat ini kurang efektif, salah satunya karena rata-rata mereka merupakan anak-anak yang berasal dari keluarga bermasalah, baik ekonomi dan 'broken home' atau kurang perhatian keluarga," tuturnya.

Untuk itu, jelas Pazwir, merujuk kepada amanat Undang-undang Dasar RI 1945 pasal 31 tentang pendidikan yang menjelaskan bahwa fakir miskin dan anak terlantar hak atau dipelihara oleh negara, maka perlu adanya hunian khusus bagi mereka.

"Diharakan cara ini lebih efektif untuk menekan jumlah anak jalanan dan anak punk di Dumai," tuturnya.

Pada panti persinggahan ini, kata dia, nantinya juga tidak hanya difungsikan sebagai tempat bagi anak jalanan atau anak punk, tapi juga disiapkan sebagai tempat untuk para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

Jika dana sebesar Rp3 miliar tersebut terealisasi, menurut Pazwir, maka akan mencukupi untuk membangun panti beserta kelengkapan atau fasilitas, seperti ruang peristirahatan, ruang belajar, ruang rehabilitasi, dan ruang konsultasi, termasuk juga tempat ibadah.

"Panti ini juga sebaiknya ada tenaga pengajar, sehingga menjadi pendidikan luar sekolah atau non formal bagi mereka," imbuhnya.

Secara kasat mata, ada kecendrungan jumlah anak jalanan di Kota Dumai kian bertambah. Hal ini dapat dilihat dengan mudah ditemuinya anak-anak jalanan dan anak punk di berbagai pinggir jalan kota, terutama pada malam hari.

Data yang dihimpun oleh Dinsos setempat menyatakan, jumlah anak jalanan termasuk anak punk di Kota Dumai tercatat sekitar 20 sampai 30 orang. Jumlah ini menurut para pejabat Dinsos merupakan jumlah yang cukup besar mengingat luasan lahan perkotaan di Dumai yang sempit.