Pekanbaru (ANTARA) - Lembaga Kreatif Bonsuono Riau, kini giat mengembangkan kesenian Tari Zapin asli kebudayaan masyarakat Siak melalui observasi dan dokumentasi tradisi yang telah dilakukan pada awal November 2019 berkolaborasi dengan Komunitas Pondok Belantara, dan Singgasana Dance Company.
"Kami dari komunitas bergiat melakukan observasi bertujuan untuk melahirkan karya-karya baru dari penambahan gubahan musik tarian Zapin kendati sudah terkenal di masyarakat Riau itu," kata Direktur Mancokau Music Festival 2019, Muhammad Fauzan, di Pekanbaru, Sabtu.
Menurut Fauzan, kesenian Tari Zapin sudah sangat dikenal dan juga masih banyak pelaku-pelaku kesenian ini yang aktif melestarikannya diantaranya Sanggar Tari Balairung yang dituturkan oleh Ali (56), seorang pemain Gambus.
Ia mengatakan, menurut cerita Ali, Zapin tumbuh dan berkembang di kalangan Istana Kerajaan Siak dan masuk ke Indonesia dibawa oleh perjalanan kebudayaan orang Arab. Kata Zapin sendiri berasal dari bahasa Arab, Al Zafan, yang artinya langkah.
"Pola gerak dan kompleksitas langkah menjadi ciri khas dari tarian ini dengan diiringi alunan alat musik tradisional Gambus dan Marwas. Jika dulu Zapin dinikmati hanya kalangan kerajaan, kini Zapin menjadi hiburan masyarakat luas," katanya.
Fauzan menyebutkan, masih melanjutkan penuturan Ali, bahwa masyarakat sering mempertontonkan tarian ini dalam acara adat, aqikah, pesta pernikahan dan di Kota Pekanbaru sendiri Zapin dijadikan sebagai tarian pembuka dalam sebuah perhelatan.
Tari Zapin Tradisi Siak ini, katanya, telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia di tahun 2019.
"Kita bersyukur mendapat sambutan dan dukungan dari banyak pihak, dalam Mancokau Music Festival yang mengangkat seni dan tradisi daerah 4 sungai yakni Sungai Siak, Kampar, Rokan dan Sungai Kuantan, digelar 10 Desember 2019, di Anjungan Seni Idrus Tintin, Kota Pekanbaru. Namun demikian dukungan finansial dari pemerintah juga diharapkan tentunya agar dapat membantu proses pelaksanaan misi pelestarian budaya ini," katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Raja Yoserizal Zen mengatakan, kegiatan ini sangat baik untuk memperkenalkan kembali budaya Melayu yang cenderung dilupakan oleh kawula muda.
"Oleh karenanya kami mendukung dan bangga dengan pelaksanaan festival ini tentunya pada kegiatan selanjutnya Pemprov Riau akan mengalokasikan anggaran penelitian serta anggaran peyelenggaraan kegiatan serupa pada tahun 2021 sedangkan untuk anggaran 2020 minimal dalam APBD-Perubahan," katanya.
Berita Lainnya
Airlangga: Pemerintah akan dorong fasilitas GSP dari Amerika Serikat
30 November 2024 16:54 WIB
Menag Nasaruddin Umar tegaskan upaya meningkatkan kesejahteraan guru terus dilakukan
30 November 2024 16:36 WIB
Pengamat: Kenaikan upah minimum akan berikan efek surplus ke dunia usaha
30 November 2024 16:30 WIB
Indonesia komitmen perkuat kerja sama strategis dengan negara-negara MSG
30 November 2024 16:20 WIB
Kemenkes ajak warga berperan aktif untuk mengeliminasi HIV/AIDS di Indonesia
30 November 2024 15:56 WIB
Waka Komisi I DPR RI akan perjuangkan anggaran TNI untuk wujudkan Astacita
30 November 2024 15:25 WIB
Presiden Mesir serukan hidupkan kembali solusi dua negara Palestina-Israel
30 November 2024 15:06 WIB
Pemuda Pancasila siap menangkan pasangan RIDO di putaran kedua Pilkada Jakarta
30 November 2024 14:58 WIB