Dumai, 11/3 (ANTARA) - Desa Balaimakam yang berada di Kecamatan Mandau, dan Desa Petani di Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Riau, sejak beberapa tahun terakhir menjadi "sarang" bagi kawanan gajah sumatera yang kehilangan habitatnya.
"Gajah-gajah itu senang berada di Desa Balaimakam karena masih banyak lahan kosong yang ditumbuhi semak belukar. Setiap hari, pasti ada segerombolan gajah yang bersembunyi di lahan semak," kata Kepala Desa Balaimakam, Agus, kepada ANTARA di Kota Dumai, Jumat.
Kawanan gajah itu kata Agus, sangat jarang menunjukkan wujudnya di siang hari, namun pada malam hari, kawanan hewan bongsor itu mulai berkeliaran untuk mencari makan di kawasan perkebunan warga.
"Desa ini memang menjadi tempat sarang persembunyian gajah-gajah sejak dulu. Satiap hari, terutama pada malam hari, pasti ada warga yang melihatnya," jelas dia.
Sementara Kepala Desa Petani, Rianto, memaparkan, sejumlah kawasan di sana tidak hanya dijadikan tempat sarang gajah, namun secara tidak langsung sudah menjadi ladang makanan bagi hewan berbelalai itu.
"Bagi kebanyakan warga, kemunculan gajah sudah menjadi pemandangan biasa, walau sebenarnya masih ada rasa 'was-was', takut-takut gajah itu mengamuk," kata dia.
Rianto menjelaskan, kawanan hewan bertubuh besar ini juga terkadang masuk ke perkampungan dimana banyak terdapat rumah hunian warga.
Belakangan ini, menurut Rianto, jumlah mereka telah menurun dimana dalam satu gerombolan, jumlahnya tidak lagi mencapai puluhan ekor.
"Paling lima sampai tujuh ekor. Tahun-tahun sebelumnya, satu gerombolan bisa sampai puluhan ekor. Namun tetap saja warga harus waspada karena sudah banyak yang menjadi korban amukan gajah," jelasnya.
Berkurangnya jumlah gerombolan gajah-gajah itu menurut Rianto disebabkan terus menyempitnya hutan yang merupakan habitat mereka, sehingga terkadang satu kelompok hewan bongsor itu hanya terdiri dari anggota keluarga saja, mulai dari pasangan jantan-betina dan beberapa ekor anak.
"Banyaknya gajah yang berkeliaran di pedesaan ini disebabkan lahan hutan tempat mereka mencari makan yang terus menyempit," terang dia.
Rianto mengharapkan pemerintah setempat berupaya menyediakan lahan khusus bagi hewan liar itu agar tidak lagi memicu konflik dengan manusia.
"Selama tidak ada upaya dari pemerintah, selama itu pula keselamatan warga di Desa Petani merasa terancam," imbuhnya.