Jakarta (ANTARA) - Film dokumenter berjudul Human in Oil yang diluncurkan rumah produksi asal Belanda, Docsfair, diharapkan dapat memberikan perspektif humanis tentang produk kelapa sawit sebagai alternatif dari opini menyesatkan yang dibentuk oleh berbagai pihak di Uni Eropa (EU), terutama yang berhubungan dengan kerusakan lingkungan hidup.
Film tersebut mengangkat bagaimana kelapa sawit mengubah kehidupan para petani kecil (smallholders) di Jambi, dan sudut pandang mereka apabila negara-negara EU melarang impor kelapa sawit.
Baca juga: Siapkan Layanan Streaming Video, Apple Beli Dua Film Dokumenter
Film yang diluncurkan pada Docsfair International Film Festival di Amsterdam, Belanda, Jumat (22/11) itu juga menunjukkan bagaimana pengelolaan industri kelapa sawit di Indonesia yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan sesuai standar RSPO/ISPO.
Dalam sambutannya pada peluncuran film tersebut, Wakil Menteri Luar Negeri RI Mahendra Siregar melalui keterangan tertulisnya, Sabtu, mengatakan bahwa belum adanya pemahaman bersama yang baik merupakan tantangan utama dalam isu kelapa sawit secara global.
"Melalui film ini diharapkan masyarakat di Belanda dan Eropa dapat mempelajari, meresapi dan menginterpretasikan isu ini dari sudut pandang yang berbeda dengan ideologi, opini, dan emosi yang sudah terbentuk di masyarakatnya mengenai kelapa sawit," kata Mahendra.
"Kita tidak bisa mengubah persepsi dalam satu malam, namun film ini merupakan langkah awal untuk membangun global understanding secara mendalam," ia menambahkan.
Pembuatan film Human in Oil karya sutradara Belgin Inal ini diinisiasi oleh Andhika Rutten, seorang diaspora Indonesia di Belanda. Andhika terinspirasi dari pengalamannya mengikuti kegiatan Regular Oil Palm Course (ROPC) yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri RI pada 2018.
Program tahunan yang diinisiasi sejak 2017 tersebut bertujuan memberikan persepsi yang benar mengenai industri minyak sawit berkelanjutan Indonesia.
Program yang berlangsung selama sembilan hari tersebut dihadiri oleh para peserta yang terdiri dari peneliti, aktivis lingkungan, dan akademisi yang berasal dari berbagai negara, termasuk negara-negara EU.
Selama kunjungan lapangan di Jambi, peserta memiliki kesempatan untuk belajar, berdiskusi, dan tinggal bersama para petani kelapa sawit lokal di sana, dan pengalaman ini memungkinkan mereka untuk memahami nilai dan pandangan
petani.
Lebih lanjut film tersebut akan disebarluaskan ke seluruh dunia, termasuk melalui media sosial.
Docsfair International Film Festival merupakan pagelaran film-film dokumenter yang inovatif dan modern dan telah terselenggara sejak 2018. Karya-karya film dokumenter memiliki keunikan tersendiri di dunia perfilman dan banyak menarik minat publik Belanda.
Baca juga: Pusdatin Inhil Akan Putar Film Dokumenter
Baca juga: Anda Penggemar Beatles, Wajib Tonton Film Dokumenter Terbaru Mereka
Pewarta : Yashinta Difa Pramudyani
Berita Lainnya
BPS catat harga gabah dan beras pada November mengalami penurunan
02 December 2024 16:27 WIB
BPBD catat ketinggian banjir rob sempat 40 centimeter pada Senin pagi
02 December 2024 16:18 WIB
BRK Syariah sabet penghargaan sebagai pionir digitalisasi pemerintah daerah
02 December 2024 16:15 WIB
Airlangga sebut inflasi dan pertumbuhan ekonomi landasan UMP 6,5 persen
02 December 2024 14:14 WIB
Pasukan Israel tak berhenti serang Lebanon selatan meski ada gencatan senjata
02 December 2024 13:34 WIB
Dietisien: Tempe merupakan produk nabati yang baik untuk jantung
02 December 2024 13:23 WIB
Kemenag tunggu undangan DPR soal pembahasan biaya penyelenggaraan haji
02 December 2024 12:47 WIB
Badan Gizi Nasional tinjau dapur penyedia makan bergizi di lanud
02 December 2024 12:34 WIB