Pekanbaru (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru meragukan penyebab meninggalnya bayi berusia tiga hari di wilayahnya karena penyumbatan saluran nafas atau aspirasi akibat kabut asap.
"Kalau merujuk dari kronologis riwayat bayi sebelum meninggal, tidak ada berhubungan dengan Infeksi SaluranPernafasan Akut," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Pekanbaru dr Dian kepada ANTARA di Pekanbaru, Kamis.
Dr Dian menjelaskanDiskes sudah mengumpulkan data tentang bayi laki-laki yang meninggal dunia pada Rabu (18/9) tersebut. Adapun riwayat anak pertama dari pasangan Evan Zebdrato danYani, warga Jalan Lintas Timur KM 19, RT 02, RW 04, Kelurahan Kulim, Kecamatan Tenayan Raya, selama kehamilan tidak pernah memeriksakan kandungannya ke AMC atau pemeriksaan ibu hamil ke Puskesmas.
"Selama kehamilan ia memeriksakan kandungannya ke bidan swasta," ujarnya.
Menurut dr Dian, bayi laki-laki itu lahir dengan berat badan 2800 gram normal, dalam keadaan sehat Senin (16/9), ditolong oleh Bidan Praktek Mandiri (BPM) bernama Kristin.
Namun pada saat bayi berusia24 jam, yakni Selasa (17/9) orangtua menelepon bidan Kristin karena anaknya demam tinggi.
"Saat bayi berusia 24 jam alami demam tinggi, 39,5 derajat celcius. Lalu bidan yang menolong kelahiran datang untuk memberikan obat penurun panas," ujar Dian menceritakan.
Tidak sampai di situ, keesokan harinya Rabu(18/9) pukul 19.00 WIB, keluarga bayi kembali menelepon bidan dan melaporkan tiba-tiba bayi muntah dan mengeluarkan cairan dari hidungnya serta membiru. Mereka minta bayi dirujuk ke Rumah Sakit. Malang tidak dapat ditolak, dalam perjalanan bayi sudah kehilangan nyawanya.
"Dari analisa riwayatnya, kemungkinan ini kalau bahasa kedokterannya akibat aspirasi ataupun penyumbatan saluran nafas," tegasnya.
Menurut dia, penyumbatan ini bisa saja karena tersedak air susu bantu formula yang diberikan sang ibu karena sejak bayi itu lahir tidak menerima air susu ibu.
Sementara itu Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Muhammad Amin membenarkan bahwa ada bayi di wilayah Pekanbaru yang meninggal. Keluarga itu tidak bisa dipastikan apakah warga Pekanbaru atau tidak karena belum diketahui apakah memiliki identitas Pekanbaru.
Amin menyayangkan kalau memang warga Pekanbaru, harusnya mereka bisa dilayani dengan baik di Puskesmas terdekat jika ada keluhan sehingga saat ada riwayat awal bisa segera dibantu rujukan dengan cepat ke rumah sakit terdekat.
"Makanya kita imbau masyarakat manfaatkan layanan kesehatan di semua Puskesmas, terbuka dan gratis, jika miskin dan membutuhkan rujukan bisa kita bantu lewat KIS," pungkasnya.
Baca juga: Karhutla Riau - Bayi di Pekanbaru diduga meninggal akibat terpapar asap
Baca juga: Karhutla Riau - Berusaha padamkan api, kakek di Inhil tewas terbakar
Baca juga: Warga Pekanbaru ini tewas diduga akibat asap Karhutla
Berita Lainnya
Kepulauan Meranti pertahankan zero kasus rabies
10 August 2023 18:02 WIB
Sekda Bengkalis: ASN Diskes bekerja seperti jam
08 August 2023 21:46 WIB
Pekanbaru gratiskan pengobatan dan pemeriksaan HIV/AIDS
02 December 2022 13:30 WIB
Kasus COVID-19 di Provinsi Riau bertambah lagi 55 orang
20 November 2022 21:10 WIB
Terima laporan anak diduga gagal ginjal, ini keterangan Diskses Pekanbaru
01 November 2022 7:17 WIB
Riau belum terima kiriman obat gagal ginjal akut
31 October 2022 5:38 WIB
Dinkes Riau edukasi masyarakat gerakkan 3M cegah DBD
18 September 2022 21:14 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Riau imbau masyarakat segera vaksinasi penguat
30 August 2022 8:15 WIB