Wiranto: TNI siapkan pesawat Hercules untuk angkut pelajar Papua
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto menyebutkan TNI akan menyiapkan pesawat Hercules untuk mengangkut pelajar dan mahasiswa Papua yang eksodus pulang kampung untuk kembali ke daerah tempat belajarnya.
"Atas prakarsa Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, akan disiapkan pesawat Hercules untuk mengangkut mereka (pelajar) ke tempat belajar sebelumnya dengan jaminan tidak ada tekanan apa pun," kata Wiranto saat membuka Rapat Koordinasi tentang perkembangan Papua dan Papua Barat, di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin.
Bahkan, lanjutnya, pihaknya memberikan jaminan para pelajar dan mahasiswa yang belajar di luar Papua (daerah lain di Indonesia) tidak diganggu dan memperlakukan mereka seperti keluarga.
Ia menyebut pelajar dan mahasiswa Papua dan Papua Barat yang sedang belajar di luar Papua ramai-ramai eksodus 'pulang kampung' lantaran orang tua mendengar isu adanya tekanan kepada anak-anak mereka.
"Para pelajar, mahasiswa yang eksodus dari daerah kembali ke Papua, telah dilakukan komunikasi dengan para orang tua. Intinya mereka kembali ke Papua dan Papua Barat dengan biaya yang diberi dari orang tua mereka," kata Wiranto.
Wiranto pun memastikan isu itu tidak benar dan para pelajar berencana kembali ke tempat belajar.
"Tapi setelah disampaikan fakta-faktanya mereka menyesal kembali ke Papua, Papua Barat, isu itu tidak benar, namanya isu, mengelabui jalan pikiran mereka, mereka ingin kembali sekarang ke sekolah, asrama tempat mereka belajar sebelum ditarik," ujarnya.
Wiranto pun menyebutkan bahwa situasi kondisi di Papua dan Papua Barat berangsur kondusif.
"Per 9 September ini, laporan yang saya terima seluruh kondisi Papua dan Papua Barat aman dan kondusif, aktivis kemasyarakatan pun berjalan normal," kata Wiranto.
Menurut dia, rapat koordinasi yang dihadiri oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian serta perwakilan Polri ini untuk membahas perkembangan situasi di Papua dan Papua Barat.
"Setelah menerima langsung setiap hari baik dari Kapolri, Panglima TNI, kepala BIN dan unsur lain dan kita kompilasi kemudian, situasi mulai kondusif," kata Wiranto.
Namun, lanjutnya, masih ada provokasi, selebaran-selebaran gelap untuk mendorong dan menghasut masyarakat melakukan unjuk rasa susulan.
"Ini kita sudah monitor dan kita sudah tahu betul siapa-siapa pelakunya itu," tegasnya.
Pewarta : Syaiful Hakim
"Atas prakarsa Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, akan disiapkan pesawat Hercules untuk mengangkut mereka (pelajar) ke tempat belajar sebelumnya dengan jaminan tidak ada tekanan apa pun," kata Wiranto saat membuka Rapat Koordinasi tentang perkembangan Papua dan Papua Barat, di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin.
Bahkan, lanjutnya, pihaknya memberikan jaminan para pelajar dan mahasiswa yang belajar di luar Papua (daerah lain di Indonesia) tidak diganggu dan memperlakukan mereka seperti keluarga.
Ia menyebut pelajar dan mahasiswa Papua dan Papua Barat yang sedang belajar di luar Papua ramai-ramai eksodus 'pulang kampung' lantaran orang tua mendengar isu adanya tekanan kepada anak-anak mereka.
"Para pelajar, mahasiswa yang eksodus dari daerah kembali ke Papua, telah dilakukan komunikasi dengan para orang tua. Intinya mereka kembali ke Papua dan Papua Barat dengan biaya yang diberi dari orang tua mereka," kata Wiranto.
Wiranto pun memastikan isu itu tidak benar dan para pelajar berencana kembali ke tempat belajar.
"Tapi setelah disampaikan fakta-faktanya mereka menyesal kembali ke Papua, Papua Barat, isu itu tidak benar, namanya isu, mengelabui jalan pikiran mereka, mereka ingin kembali sekarang ke sekolah, asrama tempat mereka belajar sebelum ditarik," ujarnya.
Wiranto pun menyebutkan bahwa situasi kondisi di Papua dan Papua Barat berangsur kondusif.
"Per 9 September ini, laporan yang saya terima seluruh kondisi Papua dan Papua Barat aman dan kondusif, aktivis kemasyarakatan pun berjalan normal," kata Wiranto.
Menurut dia, rapat koordinasi yang dihadiri oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian serta perwakilan Polri ini untuk membahas perkembangan situasi di Papua dan Papua Barat.
"Setelah menerima langsung setiap hari baik dari Kapolri, Panglima TNI, kepala BIN dan unsur lain dan kita kompilasi kemudian, situasi mulai kondusif," kata Wiranto.
Namun, lanjutnya, masih ada provokasi, selebaran-selebaran gelap untuk mendorong dan menghasut masyarakat melakukan unjuk rasa susulan.
"Ini kita sudah monitor dan kita sudah tahu betul siapa-siapa pelakunya itu," tegasnya.
Pewarta : Syaiful Hakim