Jayapura (ANTARA) - Distrik Abepura di Kota Jayapura, Papua, lengang pada Jumat pagi hingga siang, setelah demonstrasi menentang tindakan rasisme terhadap warga Papua di Surabaya dan Malang, Jawa Timur, pada Kamis (29/8) siang yang diwarnai kerusuhan.
Kawasan sekitar Lampu Lalu Lintas Abepura yang selama demonstrasi diduduki massa kini sepi. Rumah-rumah toko dan kafe yang berada di sekitar kawasan itu juga tutup.
Baca juga: Papua terkini: Wanita pun turut meronda di malam hari
Kopi Tiam Abepura, Saga dan Mega Abepura, Grand Abe Hotel tutup. Begitu pula perkantoran yang ada di kawasan tersebut, termasuk BPS Kota Jayapura dan Kantor Distrik Abepura.
"Tutup Mas," kata salah seorang petugas keamanan di Saga Abepura.
Perkantoran yang berada di kawasan sepanjang Jalan Raya Abepura Kotaraja seperti Pengadilan Agama, Kantor Wilayah Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Papua, BKKBN Provinsi Papua, Taspen, dan Bank BCA.
Di antara perkantoran itu, ada yang kacanya pecah kena lemparan batu demonstran.
Grand Abe Hotel yang sering menjadi tempat nongkrong karena menyediakan WiFi gratis juga tak luput dari amukan massa. Beberapa bagian kaca hotel tersebut pecah.
Kaca di pintu masuk serta beberapa bagian kaca pada lantai satu hingga lima Hotel Horison Kotaraja yang baru diresmikan bulan lalu juga pecah.
"Belum tahu berapa kerugiannya. Pintu kaca depan hotel ikut pecah, pesannya dari Surabaya, bisa tiga bulan lamanya," kata Shinta, karyawan Hotel Horison Kotaraja.
Situasi Abepura dan sekitarnya sudah aman. Aparat dari Kepolisian Sektor Abepura dan Kepolisian Resor Jayapura dengan dukungan dari Kepolisian Daerah Papua terlihat berpatroli di sejumlah kawasan, termasuk permukiman penduduk.
Baca juga: Papua terkini : PWI Pusat prihatin perusakan kantor LKBN ANTARA Biro Papua
Baca juga: Papua terkni : Pelanggar hukum di Papua ditindak tegas
Pewarta : Alfian Rumagit