30 peserta SMN Riau mendapat pelatihan jurnalistik

id SMN,SMN 2019, SMN Riau

30 peserta SMN Riau mendapat pelatihan jurnalistik

Sebanyak 30 peserta Siswa Mengenal Nusantara (SMN) 2019 asal Riau yang mendapat  pembekalan dan pelatihan jurnalistik, Senin (12/8). (Foto Antaranews/Vera Lusiana)

Pekanbaru (ANTARA) - Sebanyak 30 peserta Siswa Mengenal Nusantara (SMN) 2019 asal Provinsi Riau akan berangkat ke Yogyakarta Selasa (13/8). Namun sebelum berangkat, mereka mendapat pembekalan dan pelatihan jurnalistik dasar terlebih dahulu dari Kantor Berita Antara.

Pelatihan singkat itu diharapkan berguna membekali mereka nantinya dalam menulis buku harian selama berada di Yogyakarta pada 13-20 Agustus 2019.

"Kontribusi kami sebagai media partner, berbagi tips dan ilmu cara menulis diary dan mengunggahke medsos. Sehingga mereka bisa berbagi pengalaman dan bercerita ke temannya," kata Kepala Antara Biro Riau Riski Maruto saat acara rangkaian SMN di Pekanbaru, Senin.
Proses pelatihan jurnalistik SMN di Pekanbaru, Senin (12/8/19). (Foto Antaranews/Vera Lusiana/19)


Program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) ditujukan untuk menanamkan rasa bangga dan cinta Tanah Air sejak dini kepada pelajar SMA/SMK/SLB. Keragaman kekayaan Nusantara dan potensi daerah diperkenalkan melalui interaksi langsung siswa dengan komponen pemerintahan dan masyarakat di provinsi yang dikunjungi.

SMN tahun 2019 dilaksanaanoleh tiga BUMN yakni PTHutama Karya, PTPN V dan Permodalan Nasional Madani (PNM).

Selanjutnya,Riski berharap pada peserta SMN ini nantinya bisa lebih aktif menulis semua kegiatan kesehariannyaterkait budaya daerah yang dikunjungi.

Sementara itu, Rian FBAnggoro sebagai pemateri memilih tema "memahami jurnalistik jaman now".

Rian menjelaskan saat ini banyak pemberitaan yang disangkakan, tidak benar bahkan hoaks, karena teknologi yang canggih sehingga pemberitaan dengan mudah diganti.

Jadi bagaimana caranya untuk mengetahui sebuah informasi itu hoaks atau tidak, seorang pembaca harus kritis, bijak, dan tidak gampang emosi dan terpancing informasi di medsos.

Cara lainnya agar tidak terjebak adalah tidak langsung 'ngeshare' ke medsos, verifikasi ke sumber media masa terlebih dulu.

"Kecuali kita lihat sendiri kejadiannya, itupun harus hati-hati, misalkan nanti saat di Yogya melihat sesuatu yang jelek, jangan langsung menyebarkan ke medsos, mending konfirmasi ke guru pendampingnya dulu," sarannya.

Ia juga menambahkan kiat menulis laporan harian di buku diary, pilihlah judul yang menarik. Untuk memperkaya siswa bisa mencari tau dulu sejarah Yogyakarta juga bisa "browsing" di dunia maya.

"Pilihlah bahasa yang buat orang menarik dan ingin tahu," tuturnya.

Proses seleksi SMN

Untuk mendapatkan siswa/siswi SMN asal Riau yang akan diberangkatkan ke Yogyakarta, Hutama Karya, PTPN V, dan PNM sebelumnya sudah melakukan penjaringan dengan menggandeng Dinas Pendidikan Provinsi Riau.

"Seleksi mulai 25 - 26 juli 2019, ada 38 orang mendaftar, yang diterima 30, 17 perempuan dan 13 pria," kata Manajer Senior PKBL/CSR dan Protokoler PT HutamaKarya M Izzan Zubair.

M Izzan Zubair berharap SMN dapat membawa nama baik ProvinsiRiau dan BUMN pendamping bagi masyarakat.

"Serta dapat mempelajari budaya Yogja dengan sungguh-sungguh, sehingga dapat lebih mencintai budaya Indonesia," imbuhnya.

Sementara itu salah satu peserta SMN disabilitas, Yusro Fahmi, (18) tuna netra

SLBNegeri Pelalawan, kelas 12 jurusan musik, mengaku senang karena mendapat pengalaman pertama.

"Ini pengalaman luar biasa dan baru, saya rencana akan menyumbang sebuah nyanyian nanti di Yogya," ujar Yusro Fahmi.

Ia yang punya hobi bermain piano, gitar dan menciptakan lagu itu bahkan menyempatkan dirinya melantunkan suara merdunya dengan lagu ciptaannya berjudul 'pertalian cinta, waktu sesi perkenalan dengan siswa lainnya sebelum diberangkatkan ke Jogya.

Sementara itu orangtua murid SMN lainnya Anugerah Lailil Badra (nada) usia 17 tahun, SMAN 8, kelas 11, yakni Eva (47) mengaku bangga anaknya ikut terpilih.

"Alhamdulilah sebagai orangtua senang, terharu, bangga," imbuhnya.

Selain siswa SMN juga memberangkatkan empat guru pendamping, salah satunya Raden Ayu Endang Radnawati (55) guru SMAN 1 Pasir Penyu, Indragiri Hulu.

Ia juga mengaku kaget saat ditelepon oleh panitia SMN. Sebagai guru yang telah menulis 14 buku dan 10 novel dan cerpen, ia mengaku bangga dan senang.

"Saya berjanji akan berbagi kemampuan di bidang kriya seperti merajut, menyulam, melukis di baju nantinya saat di Yogya," pungkasnya.