Fenomena Pesut Di Riau Akibat Pencemaran Lingkungan

id fenomena pesut, di riau, akibat pencemaran lingkungan

Pekanbaru, 12/11 (ANTARA) - Peneliti lingkungan hidup berpendapat kemunculan ikan yang diduga adalah pesut di bagian hulu Sungai Kampar, Provinsi Riau, kemungkinan adalah lumba-lumba yang bermigrasi akibat tercemarnya daerah muara sungai yang menuju laut.

"Kemungkinan itu adalah ikan laut yang bermigrasi karena tekanan lingkungan," kata Direktur Rona Lingkungan dari Universitas Riau, Tengku Ariful Amri, di Pekanbaru, Jumat.

Ariful mengatakan hal itu untuk menanggapi kemunculan empat ekor ikan yang diduga pesut atau lumba-lumba air tawar di Sungai Kampar Kiri, Kabupaten Kampar. Warga sempat heboh dengan fenomena tersebut karena belum pernah ada ikan seperti itu di bagian hulu sungai.

Menurut Ariful, pertemuan air pasang sungai dan laut di muara Sungai Kampar yang menimbulkan ombak besar (Bono) kerap membawa binatang laut seperti lumba-lumba.

Kejadian itu, lanjutnya, kerap terjadi di Kabupaten Pelalawan Riau dimana warga di Kuala Kampar kerap melihat ikan lumba-lumba berenang bersama ombak pasang di Sungai Kampar.

Namun, fenomena kemunculan ikan yang diduga pesut itu sangat jarang terjadi di Sungai Kampar kiri yang merupakan anak Sungai Kampar. Sebabnya, lokasi tersebut cukup jauh dari laut dan dari Kuala Kampar memerlukan waktu tempuh hingga enam jam.

Menurut dia fenomena tersebut bisa terjadi akibat pencemaran yang makin tinggi di daerah muara seperti di Kabupaten Bengkalis dan Selat Panjang, Kabupaten Kepulauan Meranti.

Ia mengatakan pencemaran di muara dipengaruhi oleh penebangan hutan, perubahan fungsi daerah tangkapan air menjadi perumahan dan perkebunan kelapa sawit.

"Berdasarkan penelitian kami, pencemaran di Sungai Kampar dan Siak kini dalam batas sedang menuju tinggi. Hal itu mengakibatkan pendangkalan di muara dan bisa memicu adanya migrasi biota laut ke daerah hulu sungai," katanya.

Daya dukung lingkungan yang makin memburuk itu, lanjutnya, kemungkinan telah memaksa lumba-lumba yang aslinya hidup di air asin untuk berevolusi.

"Kalau mereka bisa berevoluasi, berarti akan ada spesies baru yang muncul akibat tekanan lingkungan," ujarnya.

Meski begitu, ia mengatakan perlu ada penelitian lebih mendalam untuk memastikan pesut tersebut adalah evolusi dari lumba-lumba. Salah satu caranya adalah dengan menangkap ikan itu untuk diteliti.