Paris (ANTARA) - Ratusan pemrotes berkumpul di Paris Tengah pada Sabtu (6/7) untuk meningkatkan kesadaran dan menuntut tindakan yang lebih keras terhadap pembunuh perempuan di Prancis.
Sambil berteriak "Cukup" dan membawa spanduk yang bertuliskan "Hentikan Femicides" atau "Planet ini memerlukan perempuan hidup", massa yang berkerumun mendatangi Bundaran Place de la Republique sebagai bagian dari demonstrasi yang diselenggarakan oleh berbagai organisasi non-pemerintah hak asasi perempuan untuk memprotes tingginya "femicide", pembunuhan perempuan, oleh pria karena jenis kelaminnya.
Baca juga: Selama 2018, ada 108 kasus kekerasan perempuan-anak Pekanbaru
Perempuan dari segala usia dan beberapa lelaki juga mengheningkan cipta selama 74 detik untuk mengenang 74 perempuan yang diduga dibunuh di Prancis selama tahun ini, demikian data yang dikumpulkan oleh kelompok "Femicides pas compagnons ou ex" (Pembunuhan perempuan oleh mitra atau mantan) di Facebook. Empat perempuan, katanya, dibunuh pekan ini.
Menurut data Kementerian Dalam Negeri, 130 perempuan diduga dibunuh pada 2017 oleh suami atau pasangan mereka, naik dari 123 pada 2016, kata Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad,
"itu adalah pembantaian," kata Jullie Gayet, aktris Prancis dan pasangan mantan presiden Peancis Francois Hollande, dalam protes itu. "Kita perlu meningkatkan kesadaran mengenai apa yang terjadi hari ini, yang berarti bahwa meskipun masyarakat berkembang, ada kemunduran, dan bahkan makin banyak perempuan meninggal hari ini."
Di dalam satu wawancara mingguan dengan Journal du Dimanche, Menteri Kesetaraan Gender Prancis Marlene Schiappa mengatakan pemerintah pada September akan meluncurkan konsultasi luas untuk merancang langkah baru guna mencegah pembunuhan perempuan. Konsultasi itu akan melibatkan menteri kehakiman dan dalam negeri, kelompok penasehat dan organisasi lain non-pemerintah. Ia mengatakan pemerintah juga akan melancarkan kegiatan untuk memastikan kasus kekerasan dalam rumah tangga dilaporkan.
"Tak ada negara yang telah mencapai nol pembunuhan perempuan, tapi saya kira jika kita semua menanganinya, kita dapat secara bersama berbuat lebih baik untuk jangka panjang," katanya.
Baca juga: Refleksi Hari Perempuan Internasional, Kasus KDRT di Riau Masih Tinggi
Baca juga: KDRT di Riau Periode Januari-September 37 Kasus, Pemicu Dominan Akibat Perselingkuhan
Sumber: Reuters
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB