Generasi milenial yang akrab dengan teknologi informasi perlu dikenalkan moderasi beragama

id BErita hari ini, berita riau terkini, berita riau antara,Generasi milenial

Generasi milenial yang akrab dengan teknologi informasi perlu dikenalkan moderasi beragama

Guru Besar Pemikiran Islam Modern IAIN Palu Prof Dr KH Zainal Abidin MAg, didampingi protokol Sofyan Arsyad, menyampaikan materi pada workshop bina moderasi Islam bagi generasi milenial yang digelar Kanwil Kemenag Sulteng, di Palu, Rabu (26/6/2019) (FOTO ANTARA/Muhammad Hajiji)

Palu (ANTARA) - Guru Besar Pemikiran Islam Modern IAIN Palu, Sulawesi Tengah, Prof Dr KH Zainal Abidin, M.Ag mengemukakan Kementerian Agama dan organisasi keagamaan, tokoh-tokoh agama, perlu mengenalkan moderasi beragama kepada kalangan milenial, usia produktif, dan generasi muda yang melek terhadap media sosial.

"Sangat penting untuk memberikan pemahaman moderasi Islam, dalam rangka mewujudkan upaya moderasi beragama di Indonesia pada umumnya, dan di Sulawesi Tengah pada khususnya," katanya di Palu, Jumat.

Baca juga: Generasi milenial perlu dididik agar dapat menjaga kebersihan-sumber daya laut

Ia juga menyebut perlu adanya upaya pemberian pemahaman dan penanaman nilai-nilai moderasi Islam terhadap generasi muda Islam, untuk membetuk generasi yang moderat di Sulawesi Tengah.

Generasi milenial, kata dia, sangat akrab dengan teknologi informasi sehingga mereka memiliki jaringan yang sangat luas (global) dan bersentuhan dengan beragam kultur, cara berpikir dan bahkan beragam keyakinan.

Oleh karena itu, kata dia, mereka harus memiliki wawasan keagamaan yang inklusif tapi pada saat yang sama memiliki kekuatan akidah yang mapan. Di sinilah nilai-nilai moderasi Islam perlu ditanamkan. Di samping itu, penanaman nilai-nilai moderasi beragama akan menjadi benteng dari maraknya penyebaran faham radikalisme di dunia maya.

Rektor Pertama IAIN Palu itu menyatakan moderasi Islam adalah cara menjalankan ajaran Islam yang moderat, tidak ekstrem. Cara beragama yang damai, toleran dan menghargai perbedaan, baik perbedaan internal - seperti mazhab fiqh, teologi, penafsiran dan lainnya -- maupun perbedaan eksternal dengan penganut agama lain.

"Moderasi beragama berada pada tataran sosiologis dan wilayah praktik keberagamaan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dan menjalin hubungan sosial dengan orang lain," kata Dewan Pakar Pengurus Besar Alkhairaat itu.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah itu juga menjelaskan sekurangnya-kurangnya ada enam prinsip dalam moderasi beragama, yaitu humanis, realistis, inklusif, adil, kerja sama dan toleran.

Mengenai bagaimana cara menanamkan moderasi Islam terhadap milenial, Rois Syuriah PWNU Sulawesi Tengah itu menjelaskan, pertama memanfatkan media sosial dalam penyebaran nilai-nilai Islam moderat. Kedua, melibatkan milenial dalam aktivitas positif yang riil di masyarakat.

Ketiga, sebut dia, perlu ada ruang dialog dengan generasi milenial baik dalam lingkungan sekolah, rumah dan masyarakat dalam memahami agama. Namun bukan mendoktrin. Keempat, mengoptimalkan fungsi keluarga sebagai pusat pembinaan karakter positif.

Pengenalan moderasi Islam terhadap generasi milenial telah disampaikan oleh Zainal Abidin di berbagai kesempatan ceramah, seminar, workshop dan dialog.

Pada Rabu (26/6), Zainal Abidin diminta oleh Kanwil Kementerian Agama Sulawesi Tengah untuk menyampaikan materi internalisasi nilai-nilai moderasi Islam bagi generasi milenial, dalam workshop bina moderasi Islam bagi generasi milenial.

Baca juga: 560 "generasi milenial" Riau dapat pelatihan kepariwisataan

Baca juga: 16.000 Milenial deklarasi anti narkoba di Riau


Pewarta: Muhammad Hajiji