Pekanbaru (ANTARA) - Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB) Bayu Krisnamurthi sekaligus mantan wakil Menteri Perdagangan menyatakan biomassa sawit memiliki potensi besar untuk menjawab permasalahan limbah plastik yang kini menjadi isu global.
"Kita mendorong produksi plastik dari Biomassa sawit. Untuk diketahui salah satu masalah paling serius adalah polusi plastik terutama di laut," kata Bayu kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.
Selama ini, dia menyebut kebutuhan plastik Indonesia yang mencapai lima juta ton per tahun dipenuhi dari plastik berbahan minyak bumi. Plastik jenis itu termasuk dalam kategori tidak ramah lingkungan karena sulit untuk diurai atau non-degradable.
Sementara merujuk berbagai penelitian, biomassa sawit berpotensi menjadi alternatif dalam pemenuhan kebutuhan plastik yang begitu besar dan menjadi jawaban permasalahan lingkungan.
"Selama ini plastik dari minyak bumi yang tidak bisa hancur. Salah satu alternatifnya adalah membuat plastik yang degradable dari sawit," ujarnya.
Memang, dia mengakui bahwa produksi plastik dari sawit memiliki "cost" yang terbilang mahal. Namun dia mengatakan hal itu hanyalah persoalan waktu dan terobosan teknologi. Saat ini, dia menuturkan terdapat beberapa perusahaan yang telah berinvestasi dan mengembangkan plastik ramah lingkungan dari sawit.
"Sehingga ke depan, kebutuhan plastik dari sawit akan menjadi jawaban kelebihan supply tandan buah segar," jelasnya.
Wakil Menteri Perdagangan pada era Kabinet Indonesia Bersatu II itu mengatakan pemanfaatan kelapa sawit dan turunannya di Indonesia saat ini masih rendah. Dia menyebut, baru sekitar 20 persen produk sawit yang baru dapat dimanfaatkan. Sebagian besarnya masih terfokus pada minyak sawit dan turunannya.
Padahal, dia mengatakan perkebunan sawit menyimpan begitu banyak potensi yang harus terus dikembangkan. Pembuatan plastik berbahan dasar biomassa sawit hanyalah salah satu contohnya.
Dia menjelaskan jika potensi perkebunan sawit yang masih dapat terus dikembangkan ke semua lini pemenuhan kebutuhan masyarakat. Batang sawit yang ditebang saat peremajaan contohnya. Dia menyebut serat batang sawit yang biasanya alpa untuk dimanfaatkan sebenarnya bisa diolah menjadi berbagai produk karena memiliki serat yang sangat bagus.
"Batang pohon sawit saat replanting sumber seratnya luar biasa yang bisa dijadikan kertas. Bisa menjadi pengganti serat kayu," tuturnya.
Kemudian, cangkang sawit juga memiliki nilai ekonomi tinggi yang saat ini telah menjadi salah satu komoditas ekspor sebagai sumber energi terbarukan.
"Belum kita manfaatkan jasa wisata kebun, itu sangat terbuka luas. Apabila kebun sawit dikelola dengan baik, bersih, rindang, jadi tempat menarik untuk dijadikan wisata. Itu di luar minyak," paparnya.
Berita Lainnya
Dukung ketahanan pangan, PTPN rilis varietas kultur jaringan kelapa sawit berpotensi CPO tinggi
18 December 2024 15:00 WIB
Permintaan kian meningkat, PTPN IV Regional III perluas penyediaan bibit sawit unggul bersertifikat
15 December 2024 17:47 WIB
Apical GreenFest di Unri, Edukasi generasi muda tentang kelapa sawit berkelanjutan
25 November 2024 15:45 WIB
Perusahaan sawit di Rohul ini bersinergi dengan nelayan dorong praktik berkelanjutan
22 November 2024 14:13 WIB
Kolaborasi Perkebunan Nusantara-Rumah Sawit Indonesia wujudkan Astacita
19 November 2024 16:21 WIB
Kementerian ATR diminta Ombudsman tuntaskan tumpang tindih lahan sawit dengan kawasan hutan
18 November 2024 17:11 WIB
KUD di Siak dirikan pabrik mini hasilkan 3,8 ton minyak goreng sehari
17 November 2024 8:09 WIB
Petani sawit diminta berkontribusi ciptakan pilkada damai di Siak Kecil
16 November 2024 17:41 WIB