Menhut: LSM Jangan Jelekkan Bangsa Sendiri

id menhut lsm, jangan jelekkan, bangsa sendiri

Pelalawan, Raiau, 23/9 (ANTARA) - Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan meminta para aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM) tidak menjelek-jelekkan bangsa sendiri di luar negeri karena bisa menganggu kepentingan dunia usaha dalam negeri.

"Kita minta kerja sama LSM, jika ada masalah mari kita bicarakan bersama. Jangan menjelekkan bangsa sendiri di luar negeri," kata Menhut Zulkifli Hasan usai meninjau pembibitan pohon akasia perusahaan pulp dan kertas PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Pelalawan, Riau, Kamis.

Menhut menyampaikan pernyataan itu terkait dengan seringnya para aktivis LSM menjadikan kawasan hutan rawa gambut Semenanjung Kampar untuk menjelekkan kinerja pemerintah dan swasta yang tidak ramah lingkungan di mata dunia internasional.

Padahal, banyak cara arif dan bijak yang bisa dilakukan LSM seperti dengan duduk bersama perusahaan serta pemerintah membahas berbagai permasalahan lingkungan yang berkembang terkait pengelolaan kawasan hutan.

Kawasan Semenanjung Kampar yang berada di Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Siak, Riau memiliki luas sekitar 671.125 hektar, telah ditetapkan pemerintah menjadi Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Tasik Besar Serkap.

"Jadi nanti kita sediakan satu lapangan bola di wilayah KPHP Semenanjung Kampar untuk beradu pendapat, berdiskusi mengenai aturan dan realitas pelaksanaan di lapangan mengenai pengelolaan kawasan itu," jelasnya.

"Menurut saya," kata Menhut, "menjelekkan bangsa sendiri itu tidak paten dan tidak nasionalis di tengah persaingan global yang dihadapi bangsa kita di semua bidang termasuk industri pulp dan paper kita."

Hingga kini silang pendapat antara aktivis LSM lingkungan, kalangan swasta dan pemerintah mengenai pengelolaan hutan rawa gambut di Semenanjung Kampar masih terus berlangsung.

Kalangan LSM menyatakan pemerintah tidak sepantasnya memberikan izin pengelolaan di kawasan itu karena daerah itu memiliki kedalaman gambut lebih dari tiga meter yang kaya akan cadangan karbon oleh perusahaan.

Tercatat pada 12 November 2009 para pegiat lingkungan Greenpeace telah menjadikan Semenanjung Kampar menjadi lokasi kampanye lingkungan menjelang konferensi perubahan iklim di Kopenhagen, Denmark dan mereka kembali mengulangi aksinya di kawasan itu pada 15 Juli 2010.