Pekanbaru, (Antaranews Riau) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menyatakan tengah melakukan upaya penggiringan 11 gajah liar yang memasuki kawasan perkebunan masyarakat di pesisir Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.
Proses penggiringan secara manual ini menggunakan petasan yang dilakukan oleh personel pemantau melibatkan pawang gajah.
Kepala Bidang Wilayah II BBKSDA Riau, Heru Sukmantoro kepada Antara di Pekanbaru, Selasa, mengatakan upaya penggiringan kawanan gajah liar yang memasuki perkebunan kelapa hibrida sejak dua hari terakhir ini masih dilakukan dengan cara manual.
"Upaya teman-teman melakukan penggiringan dengan petasan. Kalau memang tidak efektif, baru kita turunan gajah jinak," kata Heru.
Baca juga: 13 Gajah Liar Rusak Kebun Kelapa Warga Pekanbaru, ini dampaknya
Sesuai rencana, gajah-gajah liar yang mulai terdeteksi sejak Senin awal pekan ini akan digiring ke Taman Hutan Rakyat (Tahura) Sultan Syarif Kasim Minas, Kabupaten Siak.
"Jarak penggiringan ke Tahura tidak terlalu jauh, sekitar empat kilometer. Efektifnya kita girin ke sana sehingga kita masih gunakan cara manual dahulu," tuturnya.
Sejauh ini, dia memastikan bahwa penggiringan dengan petasan itu berhasil untuk mengusir dan menggiring gajah ke habitat aslinya. "Kita lihat kondisinya. Kalau membandel kita turunkan gajah jinak. (Namun) biasanya berhasil dengan itu (secara manual)," jelasnya.
Lebih jauh, Heru menuturkan jika 11 ekor gajah liar yang merusak perkebunan kelapa hibrida, pisang serta tanaman ubi warga di Kecamatan Rumbai, Pekanbaru tersebut berasal dari salah satu Kantong Gajah diantara Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru dan Minas, Siak.
Baca juga: Gajah Liar Mengamuk, Serang Gajah Jinak Sampai Terluka
Diperkirakan, sebanyak 22-24 ekor gajah liar masih mendiami kantong gajah tersebut. Mereka terbagi dalam dua kelompok besar. "Nah, yang masuk ke Rumbai itu kelompok 11. Mereka terus bermigrasi untuk mencari makan dan melakukan penandaan wilayah dia," paparnya.
Belakangan, lanjutnya, habitat gajah yang semakin terancam dengan semakin banyaknya perkebunan sawit serta pemukiman membuat intensitas kemunculan mereka terus terjadi. Padahal, sebagian besar lokasi kemunculan mereka yang dianggap mengganggu dan menjadi hama bagi manusia adalah `home range` atau area pergerakan gajah secara periodik.
Baca juga: Tingginya konflik antara gajah dan manusia jadi dilema
Baca juga: Tujuh Perusahaan Pemegang Konsesi Riau Sepakat Tingkatkan Konservasi Gajah
Berita Lainnya
Keberlanjutan program konservasi gajah Sumatera, Hutama Karya siapkan 7000 bibit pohon pakan alami
28 November 2024 15:03 WIB
BKSDA catat masih ada 120 ekor gajah Sumatera yang hidup di TNBT Jambi
14 November 2024 16:48 WIB
Gajah sumatera lahir di TWA Buluh Cina
05 November 2024 16:35 WIB
Sengarun, gajah tertua yang tangani puluhan konflik di Riau
28 June 2024 15:21 WIB
Kabar gembira, anak gajah Sumatera lahir di Bengkalis
08 April 2024 20:47 WIB
Polisi periksa eksternal dan internal TNTN terkait matinya gajah Rahman
25 March 2024 22:59 WIB
Warga Pangkalan Kuras diserang gajah liar yang masuk kebun
24 March 2024 20:26 WIB
Dua bulan berlalu, polisi masih selidiki kematian gajah Rahman dengan periksa 12 saksi
18 March 2024 19:25 WIB