Pekanbaru (Antaranews Riau) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau, Edwar Sanger, menyatakan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di pesisir Riau masih jauh dari konsesi perusahaan kehutanan.
“Saya lihat sepertinya masih jauh dari area perusahaan, tapi pastinya perusahaan sudah berdebar-debar sekarang,” kata Edwar Sanger usai rapat penetapan Status Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Riau, di Pekanbaru, Rabu.
Ia mengatakan sudah melakukan pemantauan melalui helikopter di daerah yang terbakar, seperti Rokan Hilir (Rohil), Dumai, Kepulauan Meranti, dan Bengkalis.
Kondisi cuaca di daerah pesisir sangat minim hujan, lokasi kebakaran juga jauh dari akses jalan, ditambah lagi angin berhembus kencang. Karena itu, ia meminta pihak perusahaan kehutanan dan kelapa sawit jangan hanya berpangku tangan melihat kondisi tersebut.
Baca juga: Riau Siaga Darurat Karhutla, Begini Faktor Politik yang Mempengaruhinya
Karhutla disekitar area perusahaan, meski itu milik masyarakat, harus dibantu pemadamannya agar tidak meluas.
“Perusahaan harus membantu, jangan diam saja,” katanya.
Edwar mengatakan hal itu terkait pernyataan Jaringan Kerja Penyelamatan Hutan Riau (Jikalahari) yang mengungkapkan ada puluhan titik panas, yang jadi indikasi awal kebakaran hutan dan lahan, berada di 13 areal perusahaan industri kehutanan dan kelapa sawit di Provinsi Riau selama periode 11-17 Februari 2019.
Dalam periode 11 hingga 17 Februari 2019, terdapat 53 titik panas yang terdeteksi di areal perusahaan industri kehutanan dan kelapa sawit. Titik panas tersebut memiliki tingkat kepercayaan 0-100 persen.
Sebanyak 50 titik berada di areal konsesi industri kehutanan. Rinciannya, ada tujuh titik di konsesi perusahaan grup APP dan perusahaan pemasok bahan baku, dan 43 titik di konsesi grup APRIL dan perusahaan pemasoknya.
Selain itu, ada tiga titik panas yang terdeteksi di perusahaan kelapa sawit.
Dari seluruh jumlah tersebut, Jikalahari menyatakan ada 26 yang terindikasi kuat adalah titik api kebakaran karena punya tingkat keakuratan 70 sampai 100 persen. Rinciannya, ada 19 titik di konsesi PT Sumatera Riang Lestari dan enam titik PT Rimba Rokan Lestari, yang keduanya adalah perusahaan suplier grup APRIL. Sementara itu, di areal HGU kelapa sawit ada satu titik yakni di PT Sarpindo Graha Sawit Tani.
Corporate Communication Manager PT Riau Andalan Pulp and Paper (PTRAPP) dari April Grup, JarotHandoko, menanggapi laporan Jikalahari tersebut dengan menyatakan bahwa data titik panas belum tentu merupakan kebakaran.
“Pembuktiannya harus cek lapangan, ‘cross check’ saja ke BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) supaya lebih valid,” katanya.
Baca juga: Hari Ini Penetapan Status untuk Penanganan Karhutla Riau
Baca juga: BPBD Riau Catat 267,5 Hektare Lahan Riau Terbakar Sepanjang 2019
Berita Lainnya
BPBD: Puting beliung landa tiga desa di Kabupaten Jepara, 121 rumah rusak
22 April 2024 12:28 WIB
Riau ajukan bantuan helikopter untuk padamkan karhutla
29 March 2024 12:29 WIB
Kabupaten berstatus siaga darurat karhutla Riau bertambah
27 March 2024 20:49 WIB
BPBD DKI sebut tanggul kali Hek Jaktim jebol karena debit air yang tinggi
25 March 2024 10:32 WIB
Karhutla di Meranti meluas, titik api menyala sampai malam hari
23 March 2024 22:36 WIB
BPBD Jember minta masyarakat agar tetap waspada terhadap gempa di Tuban
22 March 2024 16:03 WIB
BPBD sebut curah hujan ekstrem terjadi di tiga wilayah Jakarta
22 March 2024 12:26 WIB
Tiga kabupaten di Riau siaga darurat karhutla
22 March 2024 7:54 WIB