BMKG: Kabut Asap Dumai Belum Ganggu Jarak Pandang
Pekanbaru (Antaranews Riau) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan kabut asap yang menyelimuti Kota Dumai, Provinsi Riau, adalah akibat kebakaran lahan dan hutan. Namun, kondisi asap belum mengganggu jarak pandang.
"Hari ini asap terpantau di Kota Dumai dengan visibility (jarak pandang-Red) 5 kilometer," kata Analis BMKG Pekanbaru, Mia Fadila kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.
Mia menjelaskan kabut asap tersebut diperkirakan dampak dari kebakaran lahan yang terjadi di wilayah pesisir Riau, seperti di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis dan di Kota Dumai sendiri.
Baca juga: Udara Dumai pagi ini Mulai Berasap
Dalam dua pekan terakhir wilayah itu terus terbakar dengan luas hampir mencapai 100 hektare.
"Pagi tadi kita mendeteksi begitu banyak titik-titik api di Pulau Rupat dan Dumai. Itu bisa menjadi penyebabnya (kabut asap)," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Operasi Manggala Agni Dumai, Jusman dihubungi Antara dari Pekanbaru mengatakan asap yang menyelimuti wilayah itu terbilang tipis dan belum mengganggu aktivitas masyarakat.
Jusman menjelaskan jika kabut asap yang menyelimuti Kota Dumai selain dari kiriman kebakaran di Pulau Rupat, juga akibat kebakaran lahan yang melanda Dumai dalam sepekan terakhir.
"Di Pulau Rupat kebakaran masih besar dengan luas 70 hektare. Di Dumai sekitar 10 hektare menyebar di beberapa titik," ujarnya.
Baca juga: BPBD Riau Catat 267,5 Hektare Lahan Riau Terbakar Sepanjang 2019
Dia menuturkan saat ini cuaca di Kota Dumai sangat panas. Bahkan, dia memperkirakan hampir sebulan terakhir wilayah itu tidak diguyur hujan sehingga potensi kebakaran sangat tinggi.
"Kita terus berupaya melakukan pemadaman, dan terus berdoa agar terjadi hujan agar kabut asap dapat hilang," harapnya.
Hari ini, BMKG mendeteksi sebanyak 49 titik panas sebagai indikasi terjadinya kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) di Provinsi Riau.
Seluruh titik panas yang terdeteksi melalui pencitraan Satelit Terra dan Aqua, Rabu tersebut melonjak tajam dalam 24 jam terakhir setelah pada Selasa kemarin hanya terdeteksi 11 titik panas.
Baca juga: BMKG deteksi titik panas di Riau
"Hari ini asap terpantau di Kota Dumai dengan visibility (jarak pandang-Red) 5 kilometer," kata Analis BMKG Pekanbaru, Mia Fadila kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.
Mia menjelaskan kabut asap tersebut diperkirakan dampak dari kebakaran lahan yang terjadi di wilayah pesisir Riau, seperti di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis dan di Kota Dumai sendiri.
Baca juga: Udara Dumai pagi ini Mulai Berasap
Dalam dua pekan terakhir wilayah itu terus terbakar dengan luas hampir mencapai 100 hektare.
"Pagi tadi kita mendeteksi begitu banyak titik-titik api di Pulau Rupat dan Dumai. Itu bisa menjadi penyebabnya (kabut asap)," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Operasi Manggala Agni Dumai, Jusman dihubungi Antara dari Pekanbaru mengatakan asap yang menyelimuti wilayah itu terbilang tipis dan belum mengganggu aktivitas masyarakat.
Jusman menjelaskan jika kabut asap yang menyelimuti Kota Dumai selain dari kiriman kebakaran di Pulau Rupat, juga akibat kebakaran lahan yang melanda Dumai dalam sepekan terakhir.
"Di Pulau Rupat kebakaran masih besar dengan luas 70 hektare. Di Dumai sekitar 10 hektare menyebar di beberapa titik," ujarnya.
Baca juga: BPBD Riau Catat 267,5 Hektare Lahan Riau Terbakar Sepanjang 2019
Dia menuturkan saat ini cuaca di Kota Dumai sangat panas. Bahkan, dia memperkirakan hampir sebulan terakhir wilayah itu tidak diguyur hujan sehingga potensi kebakaran sangat tinggi.
"Kita terus berupaya melakukan pemadaman, dan terus berdoa agar terjadi hujan agar kabut asap dapat hilang," harapnya.
Hari ini, BMKG mendeteksi sebanyak 49 titik panas sebagai indikasi terjadinya kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) di Provinsi Riau.
Seluruh titik panas yang terdeteksi melalui pencitraan Satelit Terra dan Aqua, Rabu tersebut melonjak tajam dalam 24 jam terakhir setelah pada Selasa kemarin hanya terdeteksi 11 titik panas.
Baca juga: BMKG deteksi titik panas di Riau