Enam Imigran Afganistan Masih Trauma

id enam imigran, afganistan masih trauma

Pekanbaru,16/8 (ANTARA) - Kondisi enam imigran gelap asal Afganistan di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pekanbaru masih dalam keadaan stres, labil dan trauma.

"Rudenim menerima enam orang imigran gelap asal Afganistan yang masuk pada Minggu (15/8) sore kemarin. Kondisi mereka masih stres, taruma dan labil," kata Kepala Rudenim Pekanbaru Yanizur kepada ANTARA, Senin.

Menurut dia, keenam imigran gelap itu terjaring razia oleh petugas Kepolisian Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau, pada Jumat (13/8).

Dia menjelaskan sejauh ini kondisi para imigran secara jasmani sehat akan tetapi secara rohani masih dalam keadaan stres dan trauma.

"Ini dibuktikan ketika ditanyai para imigran masih tidak mau mengakui tujuan sebenarnya mereka datang ke Indonesia tanpa identitas," katanya.

Menurut Yanizur, untuk proses selanjutnya saat ini Rudenim Pekanbaru masih melakukan koordinasi dengan UNHCR (Badan PBB Urusan Pengungsi) sedangkan untuk masalah logistik para imigran pihaknya berkoordinasi dengan IOM (organisasi internasional untuk migrasi).

"Sejauh ini setelah diperiksa ke enam imigran ini sama sekali tidak mengantongi identitas apapun. Keterangan tentang ke enam imigran ini hanya bisa didapat dari salah seorang yang dianggap ketua kelompoknya yang bisa berbahasa Inggris yakni Mustofa," urainya.

Ia mengatakan, berdasarkan pengakuan ketua kelompok imigran ini, mereka datang ke Indonesia untuk meminta suaka politik, karena negara mereka saat ini sedang ada konflik.

"Mereka mengaku lari dari negaranya melalui Malaysia karena negara mereka sedang konflik dan ini sudah menjadi modus bagi setiap imigran yang tertangkap. Mereka seperti sudah di setel oleh tekong atau ketua kelompok yang membawa mereka dan diluar itu mereka tertutup sekali," ujar Yanizur.

Dia menambahkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan para imigran dipisah kamar selnya dan belum ada yang boleh melakukan aktivitas di luar sel.

Menurut dia, ke enam imigran itu belum dibolehkan beraktivitas diluar sel seperti imigran lainnya yang berkeluarga karena Rudenim Pekanbaru masih menunggu proses status ke enam imigran.

"Walau sekarang bulan Ramadhan, tapi imigran ilegal ini tidak berpuasa karena tidak ada yang memintanya," ungkap Yanizur.