Pengamat: Debat Capres-Cawapres pertama terkesan seperti lomba

id Debat Capres-Cawapres,Pilpres,Pengamat

Pengamat: Debat Capres-Cawapres pertama terkesan seperti lomba

Situasi keamanan di Indonesia kondusif jelang debat Capres (Antaranews) (Antaranews/)

Pekanbaru,(Antaranews Riau) - Pengamat Politik dari Universitas Andalas Syaiful Wahab mengatakan debat pertama Capres dan Cawapres pada hari Kamis (17/1) terkesan seperti lomba debat.

"Debat capres terlalu formal, kaku, dan monoton, padahal momen ini adalah untuk menggali gagasan dan adu argumentasi. Semestinya dibuat secara santai dan disertai 'joke'," kata Syaiful Wahab dihubungi dari Pekanbaru, Sabtu.

Menurut mantan Dekan II FISIP Unand itu, selain terkesan lomba debat, argumen dari masing-masing capres terlalu normatif dan kurang substansial. Padahal, topik hukum, HAM, korupsi, dan terorisme merupakan topik yang krusial dan sensitif.

Syaiful Wahab mengatakan bahwa problem bangsa ini paling banyak adalah masalah dalam isu-isu itu. Akan tetapi, ternyata tidak ada terobosan yang dapat menjadi inspirasi untuk perbaikan bangsa terhadap isu-isu tersebut.

"Isi perdebatan lebih banyak sindir-menyindir, bahkan terkesan saling menyalahkan. Ini pertanda bahwa debat dianggap sebagai kritik satu sama lain," katanya.

Ia mengutarakan bahwa debat capres adalah adu argumen tentang paradigma solutif. Hal ini seharusnya ada tawaran solusi atau jalan keluar yang lebih baik, bukan saling menyalahkan.

"Yang paling prinsip perlu ditanggapi bahwa apakah perlu mekanisme debat capres seperti ini jika debat hanya dibuat seperti lomba saja?" kata Syaiful.

Masalahnya, katanya lagi, bangsa ini adalah bangsa yang penuh budaya dengan tepa salira, jarang suka berdebat terbuka.

Bangsa ini, lanjut dia, hanya ikut-ikutan dengan budaya demokrasi Barat yang sudah biasa mengontrol diri dalam perdebatan.

Bangsa Indonesia, kata dia, memang "sensitif" dalam hal debat-mendebat.

Di tingkat elite yang terdidik saja, menurut dia, susah melakukan perdebatan, apalagi di tingkat massa akar rumput.

"Debat dan oposisi hanya menghasilkan kekacauan dan kerusuhan," katanya.