Pekanbaru (Antarariau.com) - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Provinsi Riau mengakui tarif tiket pesawat dari dan ke Pekanbaru bulan November relatif agak mahal sehingga menjadi penyumbang inflasi terbesar.
"Agak aneh Pekanbaru ini, libur sedikit (tarif pesawat) agak mahal," kata Ketua Asita, Dede Firmansyah di Pekanbaru, Jumat.
Menurutnya, tarif murah jarang ditemukan dan yang banyak terjadi adalah tarif menengah ke atas. Paling-paling, kata dia, hanya satu dua saja yang murah.
"Pas liburan kalau promo itu rebutan paling cuma beberapa orang saja yang mendapatkan," ungkapnya.
Dikatakannya penentuan tarif tergantung pada masing-masing maskapai. Bisa saja, kata dia, penentuan itu dilakukan dengan melihat volume penumpag datang dan berangkat di Pekanbaru per hari 7 ribu hingga 10 ribu.
"Volume cenderung meningkat karena orang Pekanbaru ini libur sedikit saja juga pergi liburan. Seperti untuk ke Singapura sudah ada tiga maskapai dari Pekanbaru," ujarnya.
Pada bulan November 2018, Provinsi Riau mengalami inflasi sebesar 0,49 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 136,38. Sementara untuk tingkat Kota Pekanbaru mengalami inflasi sebesar 0,42 persen.
Dari angka tersebut, Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, Aden Gultom mengatakan komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Pekanbaru adalah angkutan udara dengan andil sebesar 0,10 persen.