Pengamat: Petani Riau Alihfungsikan Lahan Sawit Dengan Padi

id pengamat petani, riau alihfungsikan, lahan sawit, dengan padi

Pengamat: Petani Riau Alihfungsikan Lahan Sawit Dengan Padi

Istimewa

Pekanbaru,(Antarariau.com) - Pengamat Pertanian dari Universitas Riau, Dr. Ir. Wawan M.P mengatakan petani Riau kini sudah mulai mengalihfungsikan lahan kelapa sawit dan menggantikannya dengan menanam padi serta hortikultura seperti cabai.

"Ini menjadi sebuah fenomena baru, disaat orang berbondong-bondong mengonversi lahan mereka ke tanaman sawit, tapi kini justru di Desa Langsat Permai, Kecamatan Bunga Raya, Kabupaten Siak, Riau, mereka sudah kembali ke sawah," kata Dr. Ir. Wawan M.P di Pekanbaru, Selasa.

Menurut Wawan, areal tanaman padi yang dikembangkan di Desa Langsat Permai, Kecamatan Bunga Raya, Kabupaten Siak, dikelola oleh petani dan pemuda yang berfikir bahwa ternyata budidaya tanaman pangan (padi) dan hortikultura (cabe) lebih banyak mendapatkan untung dari pada kelapa sawit.

Jika dihitung, katanya, sawit rata-rata per hektare menghasilkan Rp1 juta/bulan, dan setelah diganti dengan tanaman padi diperoleh 4-5 ton produksi padi jika diumpamakan Rp5.000/kg berati Rp25 juta umur 3 bulan, setelah dikeluarkan biaya pengeluaran sebesar Rp10 juta, maka diperoleh untung R5 juta per bulan.

"Artinya lebih besar untung produksi padi dari pada sawit, bahkan untuk tanaman cabe lebih untung lagi. Dengan melihat keberhasilan ini, maka rama-ramai masyarakat Desa Langsat Permai menumbangkan sawit mereka beralih ke tanaman pangan itu," katanya.

Terkait persoalan ketersediaan air, yang terkendala, maka UNRI juga sudah membangunkan kanal bloking yang dibiayai dari dana Direktorat Pendidikan Tinggi. Keberadaan kanal bloking itu dapat mengatasi ketersediaan air saat musim kemarau yang bisa digunakan untuk padi dan cabe.

Ia menekankan bahwa, khusus pengembangan padi di Desa Langsat Permai, Kecamatan Bunga Raya, Kabupaten Siak, Riau, bisa dijadikan model, dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan. Persoalan selanjutnya memang harus dikembangkan terkait agribisnisnya yang harus mendapat penanganan dengan serius juga menyangkut pemasaranya.

"Dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan, maka ini bisa menjadi model, dan tidak ada asalan sulitnya mengembangkan tanaman padi apalagi bantuan sarana produksi pertanian itu sudah banyak dari Pemerintah dan UNRI sudah membangun kanal bloking," katanya.

Ia memandang bahwa dari kondisi lahan, pengalihan fungsi lahan dari sawit ke padi ini sudah sesuai, dan cocok, tinggal lagi upaya pengembangan pangan itu. Kalau dikembangkan dengan area yang luas juga perlu penanganan khusus, diantaranya penjualan padi menguntungkan dan harga jual terjamin, agar petani tidak rugi dan hindari sehingga ke depan perlu kerja bersama-sama.