Pekanbaru (Antarariau.com) - Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru berhasil kembangkan sapi Pedet dari program Upaya Khusus sapi indukan wajib bunting ( Upsus Siwab) hingga 72 ekor.
"Kini ada 72 ekor hasil anakan yang siap panen di Rumbai," kata Pelaksana tugas (Plt) Camat Rumbai Vemi Herliza kepada antara di Pekanbaru, Jumat.
Vemi Herliza menjelaskan Rumbai awalnya mendapatkan program Upsus Siwab pada tahun 2016. Sebanyak 29 ekor sapi betina diberikan Inseminasi Buatan (IB) yang digratiskan kepada para peternak melalui Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab).
Menurut Vemi 29 sapi betina di Rumbai mendapatkan program Siwab dan dilakukan Inseminasi Buatan
"Saat itu baru ada 29 ekor sapi betina dan tiga jantan yang dimiliki kelompok tani di Rumbai yang mendapat IB," tutur Vemi.
Sambung Vemi dari 29 betina yang di IB semuanya bunting seiring tahun berjalan selama hampir tiga tahun sudah mampu menghasikan 72 ekor pedet.
"Pedet ini akan kita lounching panen perdananya oleh Wali Kota Pekanbaru tidak lama lagi," tambahnya.
Sebelumnya diberitakan program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting melalui kawin suntik atau Inseminasi Buatan gratis kepada para peternak berhasil meningkatkan populasi sapi secara signifikan.
Sejak diluncurkannya pada Oktober 2016 oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, kala itu menyatakan program ini telah sudah menghasilkan lebih dari dua juta ekor pedet dari indukan sapi milik peternak.
Catatan kinerja nasional Upsus SIWAB tersebut tercatat dengan baik dalam sistem data milik Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementerian Pertanian (Kementan) yakni Sistem Informasi Kesehatan Hewan Terintegrasi (ISIKHNAS).
"Angka kelahiran sejak pelaksanaan Upsus SIWAB tahun 2017 hingga saat ini (23 Oktober 2018) secara tepat telah mencapai 2.314.065 ekor," kata Dirjen PKH I Ketut Diarmita pada Sabtu (27/10/2018), kepada awak media belum lama ini di Sidoarjo, Minggu (28/10/2018).
I Ketut optimistis pada enam bulan ke depan, pedet yang lahir akan dapat mencapai lebih dari 3,5 juta ekor, dengan prediksi berdasarkan catatan saat ini yang lahir dan masih ada banyak sapi yang bunting.
"Ini artinya telah terjadi loncatan populasi luar biasa melalui.
Selain untuk mempercepat peningkatan populasi sapi di dalam negeri, Upsus SIWAB juga mampu meningkatkan kualitas sumber daya genetik ternak sapi," terang I Ketut.
Pertumbuhan populasi ini jelas menjadi harapan baru untuk swasembada daging sapi nasional beberapa tahun mendatang, sekaligus tentunya menambah penghasilan dan kesejahteraan peternak.
Berdasarkan perhitungan kasar, jika harga anak sapi lepas sapih rata-rata sebesar 8 juta rupiah, maka hasil Upsus SIWAB 2017-2018 ini menghasilkan nilai ekonomis sebesar Rp18,51 triliun.
Nilai yang sangat fantastis mengingat investasi program Uspsus SIWAB periode tersebut hanya sebesar Rp 1,41 triliun.
"Ada nilai tambah di peternak sebesar Rp17,1 triliun," ujar I Ketut.
Berita Lainnya
Peternak Siak Kembangkan Sapi Bantuan Pemerintah Hingga 3 Kali Lipat
29 March 2018 15:15 WIB
Siak Kembangkan 20.305 ekor Sapi Bali Di 14 Kecamatan
16 September 2016 23:23 WIB
Kembangkan Budi Daya Sapi, Pemkab Siak Gunakan SISKA
16 September 2016 14:28 WIB
Harapan Jaya Kembangkan Biogas Integrasi Sawit-Sapi
21 November 2014 9:44 WIB
Jepang-Bitra Kembangkan Pusat Pelatihan Ternak Sapi
11 March 2014 12:35 WIB
Kecamatan Seberida Punya Potensi Kembangkan Ternak Sapi
21 December 2013 8:01 WIB
Alumni P4S Ingin Kembangkan Ternak sapi
10 February 2013 11:09 WIB
Kampar Kembangkan Sapi Limosin
14 June 2012 14:25 WIB