Kualalumpur (Antarariau.com) - Wakil Perdana Menteri Malaysia, yang juga Menteri Wanita Keluarga dan Pembangunan Masyarakat, Datuk Seri Dr Wan Azizah Wan Ismail, melepas relawan ke Palu, Sulawesi Tengah, di Kuala Lumpur International Airport I, Minggu sore.
Para relawan itu berasal dari Majelis Perundingan Pertubuhan Islam Malaysia (Mapim), Angkatan Pertahanan Malaysia dan disertai sejumlah media Malaysia. Rombongan tersebut berjumlah berjumlah 40 orang.
Pada Selasa pekan lalu, Mapim mengirimkan anggotanya ke Palu untuk melakukan pengamatan keadaan di tempat bencana dan mencatat bantuan yang dibutuhkan.
Presiden Mapim Mohd Azmi Bin Abdul Hamid mengatakan melihat gempa dan tsunami di Palu luar biasa dan tidak dapat dibandingkan dengan di tempat lain karena dampaknya sangat buruk.
"Anak-anak kehilangan ibu-bapak, rumah musnah. Oleh karena itu, Mapim membuat keputusan cepat dengan berkoordinasi dengan lembaga swadaya masyarakat setempat di Makassar," katanya.
Dia mengatakan akan mengirimkan makanan, alat membersihkan diri, alat kelengkapan sholat, susu untuk ibu, popok dan alat untuk menyalurkan air bersih.
"Kami akan menyumbangkan ambulans untuk `bulan sabit merah` Indonesia. Rombongan ini akan mengeratkan Indonesia dan Malaysia," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Datuk Seri Dr Wan Azizah Wan Ismail mengatakan bahwa dalam lawatan singkat, ia bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Saya juga ke AHA Center untuk melihat bagaimana mereka memberikan semangat dan reaksi terhadap Palu, yang sungguh mengerikan," katanya.
Wan Azizah mengatakan kepergian ke Palu bukan untuk bersenang-senang namun untuk tugas dengan kesabaran dan katabahan.
"Pekerjaan ini memerlukan ketabahan, bisa menahan ancaman dan tantangan. Membawa nama Malaysia `lillahitaala` mencari `ridho` Allah diberikan ke tetangga kita, yang dekat dengan kita," katanya.
Wan Azizah mengharapkan rombongan pergi dengan selamat dan kembali dengan selamat.
Sebelum berangkat, Wan Azizah menyerahkan bendera Malaysia, Jalur Gemilang, dan bendera Mapim kepada relawan.