Pekanbaru, 29/7 (ANTARA) - Data penerima paket kompor dan tabung elpiji tiga kilogram (kg) dalam program konversi minyak tanah di Pekanbaru, Riau, akan ditinjau ulang karena masih banyak warga yang berhak menjadi penerima ternyata belum terdaftar.
"Peninjauan ulang ini berdasarkan permintaan dari Pemerintah Kota Pekanbaru yang menyurati Dirjen Migas Departemen ESDM," kata Sales Representatif Elpiji Pertamina Rayon Riau-Kepulauan Riau, Isfahani, pada sosialisasi penggunaan elpiji tiga kg di Kelurahan Tangkerang Labuhai, Pekanbaru, Kamis.
Ia mengatakan hingga kini jumlah penerima paket elpiji di Pekanbaru mencapai 111.839 kepala keluarga (KK). Namun, ia mengakui masih banyak warga yang berhak menerima paket masih luput dari pendataan.
"Penerima paket elpiji adalah warga pengguna minyak tanah murni. Tapi kami akui masih ditemukan penyimpangan, karena itu pendataan selanjutnya harus lebih baik," ujarnya.
Ia mengatakan, pendataan ulang akan melalui mekanisme pencacahan data dari konsultan Dirjen Migas. Data tersebut akan digunakan Pertamina untuk mendistribusikan paket elpiji kepada warga yang terdaftar.
Lurah Tangkerang Labuhai, Mustari, mengatakan di daerahnya masih ada sebanyak 288 warga yang belum terdaftar dalam data penerima paket elpiji. Bahkan, ia mengatakan ada empat RT di daerahnya yang hanya ada satu penerima. Padahal, jumlah warga yang masuk kriteria penerima cukup banyak.
"Ada berbagai sebab banyak warga luput dari pendataan, yakni karena warga tak mengembalikan formulir dan pihak konsultan pendataan yang kurang teliti karena keterbatasan waktu," ujarnya.
Penarikan Minyak Tanah
Secara terpisah, Koordinator Tim Konversi Minyak Tanah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru Hasan Basri mengatakan program penghapusan subsidi minyak tanah di Pekanbaru akan tuntas pada bulan Agustus. Setelah itu, harga minyak tanah yang berlaku di pasar akan berkisar Rp7.500-Rp8.000 per liter.
"Pada bulan Agustus tidak akan ada lagi minyak tanah bersubsidi di seluruh agen minyak tanah," katanya.
Ia mengatakan, jumlah kuota minyak tanah subsidi untuk Pekanbaru mencapai 2,84 juta liter pada tahun 2009. Hingga kini pengurangan kuota minyak tanah bersubsidi sudah mencapai 70 persen.