Jakarta, (Antarariau.com) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan rencana pengurangan impor untuk memperbaiki kinerja neraca transaksi berjalan memberikan peluang bagi industri dalam negeri guna memperkuat daya saing.
"Salah satu benang merah yang bisa kita manfaatkan adalah industri dalam negeri harus melihat ini sebagai peluang," ujar Sri Mulyani saat ditemui di Jakarta, Rabu.
Sri Mulyani mengatakan rencana pengendalian impor bisa membuat pasokan barang impor menjadi terbatas sehingga mau tidak mau kebutuhan harus dipenuhi dari dalam negeri.
Selain itu, tambah dia, tekanan global yang memicu terjadinya perlemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS bisa membuat pengusaha enggan untuk mengimpor barang karena harga impor barang menjadi lebih mahal.
Dengan kondisi tersebut, pelaku usaha bisa memperoleh peluang untuk menyediakan pasokan dalam negeri yang dibutuhkan oleh masyarakat agar ketergantungan terhadap impor berkurang.
Untuk itu, pemerintah akan memperkuat daya saing industri melalui berbagai relaksasi atau pemberian insentif agar barang subtitusi impor bisa hadir di dalam negeri.
"Kita akan melihat halangannya, apakah mereka tidak punya akses keuangan, apakah mereka tidak punya 'technical', ataukah mereka perlu insentif yang lain," ujar Sri Mulyani.
Sebelumnya, pemerintah berupaya untuk menekan defisit neraca transaksi berjalan dengan mengkaji ulang proyek infrastruktur pemerintah yang selama ini menggunakan bahan baku maupun bahan penolong impor.
Upaya lain yang akan dilakukan adalah dengan mengurangi impor 500 jenis komoditas di sektor perdagangan maupun perindustrian, yang bisa diproduksi di dalam negeri.