Riau Butuh Koridor Satwa Untuk Lestarikan Harimau

id riau butuh, koridor satwa, untuk lestarikan harimau

Pekanbaru, 11/7 (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Riau perlu membuat kebijakan untuk membuat daerah di sekitar kawasan hutan konservasi sebagai koridor satwa karena bermanfaat untuk pelestarian Harimau Sumatera yang terancam punah.

"Koridor satwa atau koridor biologis ini menghubungkan kawasan konservasi agar satwa yang bersifat menjelajah seperti harimau dapat berpindah untuk keberlanjutan populasi mereka," kata Humas WWF Riau Syamsidar kepada ANTARA di Pekanbaru, Minggu.

Ia menjelaskan penerapan koridor satwa untuk pelestarian harimau bisa diterapkan untuk menghubungkan Taman Nasional Bukit Tigapuluh dan Suaka Marga Satwa Rimbang Baling. Dua kawasan konservasi tersebut merupakan habitat potensial untuk harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae).

"Sebab ada kecenderungan satwa seperti harimau tetap menjelajah di luar kawasan konservasi dan dari survey juga info dari masyarakat juga bisa diketahui banyak sekali tanda-tanda keberadaan harimau di luar kawasan konservasi," katanya.

Menurut dia, di antara koridor tersebut terdapat hutan lindung Bukit Batabuh, hutan produksi terbatas dan areal lainnya.

Namun, jika statsnya ditingkatkan menjadi kawasan lindung, daerah itu sangat potensial untuk habitat harimau karena adanya penerapan pratek-praktek yang baik oleh perusahaan di kawasan itu.

Menurut dia, keberadaan aktivitas manusia dan perusahaan yang tak dibatasi di kawasan tersebut akan memicu konflik antara manusia dan harimau.

Karena itu, akan lebih baik jika areal di antara dua kawasan konservasi tersebut tetap dijaga dan dijadikan koridor satwa, khususnya untuk harimau Sumatera.

Berdasarkan hasil pemantauan kamera perangkap (camera trap) di daerah tersebut pada Mei lalu menunjukan bahwa dua kali sosok harimau tertangkap kamera.

Di sisi lain, hutan di daerah tersebut mulai beralih fungsi karena banyak didapatkan eskavator untuk membuka lahan.

"Kawasan potensial untuk koridor satwa ini tengah menghadapi ancaman degradasi karena perambahan. Namun, kemungkinan ketersambungan koridor masih ada karena masih ada hutan tersisa," ujarnya.