Kenaikan Harga Sawit Mulai Dirasakan Petani

id kenaikan harga, sawit mulai, dirasakan petani

Pekanbaru, 1/7 (ANTARA) - Kenaikan harga kelapa sawit di Provinsi Riau mulai berimbas pada perbaikan pendapatan di tingkat petani.

"Pendapatan dari sawit mulai meningkat," kata seorang pemilik kebun sawit, Latief, di Pekanbaru, Kamis.

Sebelumnya, Dinas Perkebunan Riau menyatakan, harga tandan buah segar kelapa sawit pada akhir Juli mulai meningkat setelah mengalami penurunan selama tiga pekan berturut-turut.

Menurut Latief, kondisi kenaikan harga berdampak positif bagi petani karena tanaman sawit sudah melewati masa buah trek atau penurunan produksi yang terjadi sejak Februari. Masa trek sawit berlangsung sekitar tiga bulan yang mengakibatkan produksi tandan buah segar merosot secara alami.

Kini satu kavling, dua hektare, kebun sawit bisa memproduksi hingga empat ton sawit dari sebelumnya hanya satu ton selama masa trek. Dengan pola kerjasama dengan Koperasi Unit Desa (KUD), lanjutnya, hasil panen bisa menghasilkan pendapatan sekitar Rp4 juta dalam sebulan.

"Meski harga turun sedikit, petani masih bisa mendapat keuntungan lebih karena jumlah produksi sawit lebih banyak," katanya.

Lonjakan permintaan ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) memicu kenaikan harga komoditas kelapa sawit yang menjadi komoditas andalan di Provinsi Riau pada akhir Juni. Kenaikan sawit kali ini tak lepas dari pengaruh melonjaknya harga minyak mentah fosil di pasar dunia beberapa waktu lalu. Akibatnya, sejumlah negara menambah permintaan CPO dari negara penghasil seperti Indonesia sebagai bahan bakar alternatif.

Dampaknya, harga CPO di Riau kini mencapai Rp6580,72 dari sebelumnya Rp6.510,25 per kg.

"Kenaikan ini tak lepas dari pengaruh kenaikan harga minyak mentah di pasar dunia," ujar Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (P2HP) Dinas Perkebunan Riau, Ferry HC.