Pekanbaru, (Antarariau.com) - Sejumlah pedagang bunga di areal pemakaman atau yang kerap disebut "bunga nyekar" di Kota Pekanbaru kebanjiran pesanan lantaran tingginya kunjungan masyarakat untuk berziarah jelang masuknya bulan Ramadhan 1439 H.
"Pas ada momen, ya udah saya ikut saja," ucap Ida salah seorang pedagang bunga nyekar yang berjualan di areal pemakaman di Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Lima Puluh Kota Pekanbaru, Selasa.
Ida menuturkan bahwa dalam satu hari ia mampu menjual 100 hingga 200 bungkus bunga nyekar dengan omzet mencapai Rp300 ribu. Ida yang sehari-hari berjualan sarapan tersebut mengaku tergiur untuk ikut serta berjualan bunga nyekar lantaran diajak oleh beberapa tetangganya yang telah lebih dulu berjualan bunga tersebut.
Dalam penuturannya Ida menyebutkan bahwa ia mendapatkan bunga tersebut dari seorang pengecer di Pasar Kodim Pekanbaru. Dengan harga Rp1.500 hingg Rp2.000 perbungkusnya, di areal pemakaman tersebut ia dan beberapa rekannya yang lain dapat menjual Rp3.000 hingga Rp5.000 perbungkus. Lebih jauh ia mengatakan bahwa puncak penjualannya ialah pada hari Ahad kemarin dimana dirinya bahkan sampai kehabisan "stok" bunga nyekar.
"Puncaknya hari Ahad kemarin. Saya sampai suruh anak untuk menjemput bunga ke pasar Kodim lagi," imbuhnya.
Kendati sampai saat ini jumlah peziarah tersebut sudah mulai berkurang, namun Ida menuturkan bahwa dirinya akan terus berjualan bunga tersebut hingga hari pertama di bulan Ramadhan.
Senada dengan Ida, Zaili seorang pedagang bunga nyekar lainnya juga mengaku kebanjiran pesanan. Ia yang memang sehari-harinya berjualan bunga nyekar dalam satu pekan belakangan mampu meraup keuntungan hingga 200 persen. Ia menjelaskan bahwa jika pada hari biasa dirinya hanya mampu menjual paling banya 10 sampai 20 bungkus bunga, namun pada sepekan menjelang masuknya bulan Ramadhan dirinya mampu menjual minimal 150 bungkus bunga setiap harinya.
"Jelang Ramadhan memang momen masyarakat untuk ziarah makam. Kalau hari biasa kan tidak banyak yang berziarah. Sudah menjadi tradisi masyarakat," ucap pria asal Sumatera Barat tersebut.
Zaili mengaku bahwa ia mendapatkan bunga tersebut dari beberapa kenalan yang menyediakan bunga nyekar. Zaili membeli bunga tersebut dalam istilah bahan baku, alias masih berada di batang. Beberapa jenis bunga tersebut seperti bunga melati, mawar, bunga kenanga, bunga pacar merah serta daun pandan kemudian disatukan dalam sebuah wadah untuk kemudian dijadikan bungkusan-bungkusan kecil. Bungkusan tersebutlah yang kemudian sampai ke tangan konsumen.
Oleh Retmon Bensal Putra