Pekanbaru, 29/6 (ANTARA) - Sejumlah warga yang tinggal di kawasan lahan gambut Semenanjung Kampar, Kabupaten Pelalawan, Riau, sedikitnya telah merambah 400 hektare hutan yang menjadi bagian dari konsesi lahan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP).
"Sekitar 400 hektare hutan di Semenanjung Kampar kini berada dalam kondisi yang rusak akibat adanya aksi penebangan liar oleh kaum pendatang," ujar Manajer Operasional RAPP Estate Meranti, Guntur, kepada ANTARA di Pekanbaru, Selasa.
Dalam pantauan udara menggunakan helikopter yang mengitari hutan lahan gambut Semenanjung Kampar dan Hutan Lindung Kerumutan akhir pekan lalu, terlihat kawasan hutan yang rusak berada tak jauh dari lokasi kamp perlindungan iklim yang dibangun Greenpeace.
Sejumlah batang pohon dan kayu yang sudah dibelah dari aktivitas ilegal itu, juga terlihat bergelimpangan pada sejumlah titik kawasan hutan yang berada di Dusun Sesunduk, Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Semenanjung Kampar.
Beberapa pondok liar juga terlihat jelas di lahan gambut yang rusak itu. Begitu juga dengan kepulan asap terlihat cukup menyebar dalam kawasan.
Kepulan asap tersebut berasal dari tidak kurang 15 titik pembakaran lahan, baik di area gambut Semenanjung Kampar maupun di kawasan Hutan Lindung Kerumutan yang merupakan habitat hewan langka, seperti harimau sumatra.
Guntur menyatakan, di lahan 400 hektare itu juga terdapat satu unit alat berat yang bakal difungsikan untuk membantu warga melakukan penanaman bibit kelapa sawit.
Dia menduga, kawasan lahan gambut itu bakal diubah warga menjadi perkebunan kelapa sawit setelah mengantomgi izin dari pemerintah setempat.
Pihak RAPP sendiri telah melaporkan kepada pihak kepolisian dan instansi terkait tentang adanya aksi ilegal pada lahan konsesi perusahaan penghasil bubur kertas itu.
Aksi penebangan liar tercatat mulai dilakukan warga pada November 2009, dan terus berlanjut hingga kini.
"Kami sebagai pemegang kuasa konsesi di Semenanjung Kampar sudah menegur para pendatang dan juga minta bantu pemerintah menyelesaikan masalah ini, karena kondisi yang terjadi berada di luar kendali kami," katanya.
Ia menduga sejauh ini sudah ada pegawai Dinas Kehutanan Provinsi Riauyang turun ke lokasi.
Tidak jauh dari Dusun Sesunduk ke arah muara Sungai Kampar, terdapat perkampungan warga yang tinggal sejak 1993, yang bernama Sungai Sangar.
Pada November 2009 ketika pemerintah membekukan sementara izin konsesi RAPP di lahan gambut Semenanjung Kampar sebagai dampak dari kampanye yang dilakukan aktivis lingkungan Greenpeace, jumlah penduduk di Sungai Sangar bertambah karena menerima puluhan kepala keluarga pindahan dari Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir.
Berita Lainnya
TNI Bantu Warga Rambah 919 Tongkol Bibit Jagung Hibrida Premium
13 June 2016 14:22 WIB
Ratusan Warga Rambah Hilir Rohul Segel Kantor Desa
04 December 2014 22:40 WIB
400 hektare sawah terendam akibat luapan Sungai Aworeka di Konawe, Sultra
09 July 2024 9:47 WIB
Program bajak sawah gratis Tanah Datar sasar 4.400 hektare lahan pada 2024
27 February 2024 11:01 WIB
36.400 Hektare Lahan Terbakar di California, 17 Orang Hilang
29 July 2018 14:00 WIB
Kodim Bengkalis Kawal Pencetakan 1.400 Hektare Sawah di Meranti
17 June 2016 17:00 WIB
Riau Kembangkan 400 hektare Sagu Di Inhil
03 April 2016 15:31 WIB
Wujudkan Swasembada Beras, TNI Bantu Cetak 1.400 Hektare Sawah di Meranti
23 February 2016 18:49 WIB