Harga Makanan Turun, Riau Alami Deflasi 0,27 Persen

id harga makanan, turun riau, alami deflasi, 027 persen

Harga Makanan Turun, Riau Alami Deflasi 0,27 Persen

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Pusat Statisik menyatakan Provinsi Riau mengalami deflasi sebesar 0,27 persen dengan Indeks Harga Konsumen 133,82 pada bulan Februari 2018, karena pengaruh penurunan harga pangan.

"Deflasi Riau bulan Februari 2018 terjadi karena adanya penurunan harga yang cukup signifikan pada kelompok bahan makanan yang mengalami deflasi sebesar 1,89 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Aden Gultom, di Pekanbaru, Kamis.

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi penting yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga barang dan jasa berupa inflasi/deflasi di tingkat konsumen di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga di suatu daerah tertentu.

BPS menghitung tingkat inflasi di Riau dengan memperhatikan pergerakan IHK di tiga kota, yakni Pekanbaru, Dumai dan Tembilahan.

Aden menjelaskan hasil pemantauan BPS menunjukan ketiga kota tersebut mengalami deflasi, yakni Pekanbaru sebesar 0,27 persen, Dumai sebesar 0,24 persen, dan Tembilahan sebesar 0,37 persen. Dengan demikian, tingkat inflasi Tahun Kalender Riau sebesar 0,29 persen, sedangkan Tingkat Inflasi Tahun ke Tahun (Year on Year) sebesar 3,33 persen

Kelompok bahan makanan yang mengalami deflasi sebesar 1,89 persen dengan andil deflasi sebesar 0,46. Dari kelompok tersebut, enam subkelompok mengalami deflasi, dengan deflasi tertinggi terjadi pada subkelompok sayur-sayuran sebesar 6,94 persen, diikuti subkelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 5,81 persen, subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 4,50 persen, subkelompok telur, susu dan hasilnya sebesar 0,98 persen, subkelompok kacang-kacangan sebesar 0,86 persen, dan subkelompok ikan segar sebesar 0,83 persen.

"Komoditas utama yang memberikan andil deflasi terbesar pada kelompok ini adalah daging ayam ras, cabai merah, bawang merah, kentang, telur ayam ras, kangkung, bayam, udang basah dan lain sebagainya," kata Aden.

Aden melanjutkan, enam kelompok pengeluaran lainnya mengalami inflasi, dimana inflasi tertinggi terjadi pada kelompok sandang sebesar 0,76 persen. Kemudian kelompok kesehatan sebesar 0,43 persen, kelompok kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,26 persen, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,20 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,16 persen, dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,11 persen.

Pada bulan Februari 2018, 20 dari 23 kota di Sumatera kota mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Medan sebesar 0,96 persen, diikuti oleh Jambi dan Pangkal Pinang dengan deflasi masing-masing sebesar 0,83 persen.

Inflasi terjadi di tiga kota, dengan inflasi tertinggi di Kota Metro sebesar 0,19 persen. Dari 10 ibukota Provinsi di Sumatera, deflasi tertinggi terjadi di Kota Medan, Jambi, dan Pangkal Pinang. Berdasarkan urutan inflasi kota-kota di Sumatera, kota-kota di Provinsi Riau berturut-turut: Dumai berada pada urutan ke-11, Pekanbaru urutan ke-13, dan Tembilahan urutan ke-16.

***3***