Airnya Tidak Bersih, IDI Riau Jadikan Kampung Penyengat Desa Binaan

id airnya tidak, bersih idi, riau jadikan, kampung penyengat, desa binaan

Airnya Tidak Bersih, IDI Riau Jadikan Kampung Penyengat Desa Binaan

Siak,(Antarariau.com) - Kampung Penyengat Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, akan dijadikan sebagai desa binaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Riau karena masih minimnya fasilitas kesehatan di wilayah setempat.

Sekjen Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) M Adib Khumaidi saat kunjungannya ke Desa Penyengat Siak dalam kegiatan bakti sosial IDI mengatakan masalah utama kesehatan masyarakat adalah ketersediaan air bersih yang memadai.

"Mau dokternya banyak, obatnya cukup, Puskesmasnya ada tapi kalau airnya tidak bersih, tentunya tetap menimbulkan masalah," ujarnya, Senin.

Dia katakan, beberapa pengurus IDI wilayah sudah memiliki desa binaan untuk menuntaskan persoalan-persoalan kesehatan yang ada di daerah tersebut. Seperti halnya IDI Sumatera Barat yang memilih Pulau Sipora dan Siberut, Kepulauan Mentawai. Begitu juga dengan Jambi yang memilih Suku Anak Dalam, dan Asmat oleh IDI Papua.

"Semoga Kampung Penyengat bisa dijadikan desa binaan IDI wilayah Riau sebagai desa percontohan," ungkapnya.

Camat Sungai Apit, Suparni mengatakan, Kampung Penyengat ini masih termasuk dalam kampung terisolir, rendahnya pembangunan infrastruktur dan juga fasilitas kesehatan menimbulkan beberapa masalah. Hal tersebut dikarenakan jauhnya jarak desa dari ibu kota kecamatan Sungai Apit, apalagi ibu kota Kabupaten.

"Dulu masyarakat hanya tau dengan air mineral kemasan saja, karena tidak adanya sumber air bersih. Kini sejak dibuatkan sumur bor dan Mandi Cuci Kakus (MCK) tentunya akan memberi manfaat untuk warga setempat," ungkap Camat Suparni.

Dia juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada para dokter wilayah Riau yang telah melaksanakan pengobatan massal di desa Penyengat ini pada Minggu (11/2). Kehadiran ratusan dokter umum dan spesialis itu tentunya sangat bermakna bagi masyarakat Kampung Penyengat dan Kecamatan Sungai Apit secara umum.

"Animo masyarakat sangat luar biasa terkait pengobatan massal ini, ditambah adanya pembuatan sumur bor untuk sarana air bersih dan dua MCK," sebut dia.

Kampung Penyengat sendiri memiliki tiga dusun dengan jumlah kepala keluarga berkisar sekitar 300 lebih. Di desa ini terdapat suku anak rawa atau dulunya disebut dengan suku Akit (masyarakat asli).

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Siak yang sekaligus Direktur RSUD Kabupaten Siak, dr Benny Chairuddin mengatakan, kampung Penyengat terpilih untuk kegiatan pengobatan massal gratis dikarenakan daerah tersebut jauh dari fasilitas kesehatan, dan masih minimnya tenaga medis untuk menangani permasalahan kesehatan yang ada pada masyarakat.

Selain itu masyarakat Kampung Penyengat banyak yang belum mendapatkan edukasi terkait kesehatan, serta permasalahan air bersih yang masih menjadi persoalan utama, sehingga banyak diantara warga yang menderita penyakit kulit.

"Disini banyak anak-anak yang terserang penyakit kulit, lantaran minimnya persediaan air bersih," ucap Benny.

Dia sebutkan, pembuatan sumur bor dan MCK itu berasal dari donasi para dokter yang ada di wilayah Provinsi Riau, dengan total sumbangan sebesar Rp100 juta lebih.

"Saat kita umumkan adanya pembukaan donasi untuk pembuatan sumur bor dan MCK di daerah minim fasilitas kesehatan, teman-teman dokter menyambut baik. Sampai hari terakhir pengumpulan donasi ada sebanyak 100 orang yang menyumbang, dengan totalnya Rp100 juta lebih," jelasnya.

Saat ditanyakan daerah mana saja di Kabupaten Siak yang masih memiliki banyak permasalahan kesehatan, Benny mengutarakan ada beberapa daerah di Kecamatan Sungai Apit, Sungai Mandau, Minas (bagian Suku Sukai) dan Kandis.

"Ada beberapa daerah lagi yang masih memiliki permasalahan kesehatan," imbuhnya.