Jakarta (Antarariau.com) - Jurnal internasional kesehatan mental dan ketergantungan mengklasifikasikan terlalu terobsesi untuk mengambil swafoto atau selfie sebagai penyakit jiwa yang nyata dan bahkan diberi nama "selfitis".
Kembali pada 2014, kabar hoax menyebut bahwa American Psychiatric Association (APA) telah menemukan "selfitis" sebagai gangguan mental baru. Namun, hal itu masih merupakan berita palsu saat itu.
Studi yang meneliti gangguan mental baru tersebut ditulis Janarthanan Balakrishnan of the Thiagarajar School of Management in Madura, India, dan Mark D Griffiths of Nottingham Trent University, di Nottingham, Inggris.
Penelitian itu menetapkan Skala Perilaku Pelaku Swafoto (SBS) yang membuat orang terobsesi mengambil foto selfie dalam kategori yang berbeda, tergantung pada tingkat keparahan "kondisi" mereka.
Sebanyak 225 siswa dari India kemudian diperiksa dalam penelitian ini dan dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu mereka yang ada di garis batas, akut, dan kronis.
Mungkin terdengar lucu, namun penelitian ini benar-benar menemukan bahwa sembilan persen peserta mengambil delapan foto selfie per hari, dan 25 persen membagikan tiga atau lebih foto swafoto di media sosial mereka, demikian Phone Arena.
Berita Lainnya
Film "Keluar Main 1994" bisa jadi pilihan tontonan isi libur Lebaran
09 April 2024 15:11 WIB
Cepat merasa lelah bisa jadi faktor kurangnya asupan vitamin B12
02 April 2024 15:45 WIB
Dispar: Penggunaan Bali jadi latar film bisa bantu promosi objek pariwisata
23 March 2024 13:44 WIB
Anak sering jatuh sakit bisa jadi karena alergi sesuatu
20 March 2024 13:29 WIB
Dokter: Waspadai benjolan yang muncul di depan telinga, bisa jadi kanker
29 February 2024 14:20 WIB
Tiga museum di Jakarta kembali dibuka untuk umum, bisa jadi pilihan berlibur
30 December 2023 16:43 WIB
Bagas/Fikri bisa tampil lepas meski jadi debutan di ajang World Tour Finals
13 December 2023 16:48 WIB
Presiden Jokowi sebut Biak bisa jadi hub ekspor langsung produk perikanan
23 November 2023 15:28 WIB