Pekanbaru, 5/6 (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau berencana untuk mengerahkan pasukan gajah jinak untuk menghalau gajah liar yang meresahkan warga di Desa Petani Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau.
"Kami akan mendatangkan gajah latih ke Mandau untuk membantu menghalau gajah liar," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah III BBKSDA Riau Hutomo di Pekanbaru, Sabtu.
Kawanan gajah liar yang kerap berkeliaran di Desa Petani telah lama meresahkan warga, bahkan telang merenggut seorang korban jiwa.
Sebelumnya, seorang warga bernama Suwanto (32) meninggal dunia akibat diterjang sekitar 18 ekor gajah liar saat korban mencoba menghalau mamalia itu di kebun kelapa sawit pada Rabu (2/6).
Menurut Hutomo, pasukan gajah terdiri dari dua gajah latih dewasa yakni Seng Arun dan Ban Kin. Mereka akan membantu menghalau gajah yang berkeliaran di perkebunan sawit warga ke hutan.
Kepala Desa Petani Rianto mengatakan warga sudah sangat resah dengan keberadaan gajah liar yang terus berkeliaran di permukiman dan perkebunan.
Ia mengatakan kerugian sudah lebih dari ratusan juta rupiah sejak awal tahun 2010. Bahkan, telah ada empat warga yang luka parah akibat konflik gajah dan manusia di daerah itu.
"Gajah sudah tak mempan lagi ketika diusir warga, seperti mereka sudah terlalu lapar," katanya.
Ia menambahkan, ada puluhan warga yang mengungsi akibat ketakutan gajah liar akan kembali mengamuk di daerah itu.
Kawasan Desa Petani Kecamatan Mandau adalah daerah lintasan gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus) dari Suaka Margasatwa Balai Raja, Bengkalis.
Gajah dan manusia berkonflik karena habitat gajah terus menyempit akibat alih fungsi lahan hutan menjadi kebun kelapa sawit dan permukiman penduduk.