Wilmington, Delaware (Antarariau.com) - Produser film peraih sejumlah penghargaan Oscar Harvey Weinstein menuntut perusahaan yang didirikannya sendiri, The Weinstein Co., karena masalah informasi dari badan usaha itu.
Weinstein sedang mencari informasi yang dapat membantu membela diri dalam tuduhan pelecehan seksual sekaligus untuk menyelamatkan perusahaannya.
Dalam berkas yang diajukan ke Pengadilan Tinggi Delaware, seperti dikutip dari Reuters, Weinstein menyatakan memerlukan informasi untuk mencegah perusahaan tersebut dirugikan oleh keputusan legal yang tidak adil.
Perwakilan Weinstein dan The Weinstein Co. belum bersedia berkomentar mengenai tuntutan sang pemilik.
Dalam berkas tersebut, Weinstein juga menyatakan ingin menyelidiki apakah ada infromasi yang bocor ke media bahwa direksi dan eksekutif di perusahaan tersebut secara salah memberhentikannya sebagai pimpinan perusahaan.
Weinstein yakin akun surat elektroniknya, satu-satunya ia gunakan selama bekerja di perusahaan tersebut, akan berisi informasi yang membebaskannya, demikian juga dengan perusahaan, dari klaim yang mungkin diajukan terhadap mereka, kata pengacara Weinstein dalam satu surat kepada perusahaan, menurut berkas tersebut.
The Weinstein Co. merupakan salah satu perusahaan penting di Hollywood sejak didirikan pada Oktober 2005 telah memproduksi dan medistribusikan film terkenal, termasul "The Kings Speech" dan "Silver Linings Playbook".
The New York Times melaporkan awal bulan ini bahwa Weinstein (65) telah mencapai delapan kesepakatan yang belum diketahui dengan beberapa perempuan yang menuduhnya melakukan pelecehan seksual dan kontak fisik yang tidak dikehendaki.
Majalah The New Yorker menulis 13 perempuan mengklaim dilecehkan oleh sang produser.
Beberapa hari lalu, seorang aktris yang menuduh Weinstein melecehkannya, menggugat perusahaan tersebut karena menganggap mengetahui Weinsten pernah mendapat tuduhan melakukan pemerkosaan dan seharusnya tidak membiarkan mereka bertemu secara pribadi di kamar hotel.
Kepolisian New York menyatakan sedang menyelidiki dugaan kekerasan seksual yang dilakukan Weinstein pada 2004 dan 2013.
Weinstein menyanggah pernah memaksa berhubungan seks dengan siapa pun.