Distanak Bengkalis Eliminasi Anjing Liar

id distanak bengkalis, eliminasi anjing liar

Bengkalis, 7/5 (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Bengkalis, Riau, dalam sepekan terakhir telah mengeliminasi 60 ekor anjing liar yang ada di Kecamatan Bengkalis untuk mencegah wabah rabies.

"Tahun ini memang belum diperolah informasi adanya warga yang terkena gigitan anjing. Namun, antisipasi dini perlu kita lakukan agar jangan sampai ada korban," ujar Kadistanak Bengkalis Herliawan, kepada ANTARA di Bengkalis, Jumat.

Ia mengatakan, eliminasi akan dilaksanakan di seluruh kecamatan dan tahap awal telah dilakukan di Kecamatan Bengkalis, sejak awal Mei 2010.

Menurut dia, dari beberapa desa yang ada di Kecamatan Bengkalis, petugas Distanak berhasil mengeliminasi 60 ekor anjing yang diduga terjangkit rabies.

Ia menjelaskan, elimanasi dilakukan dengan mengumpan makanan beracun dan dilakukan pada malam hari karena saat malam anjing yang tidak memiliki tuan itu biasanya bebas berkeliaran.

"Kami mengumpankan daging yang sudah diracun. Anjing yang memakannya akan mati," katanya.

Pihaknya mengingatkan warga yang memiliki anjing peliharaan untuk mengurung hewan tersebut agar tidak memakan umpan beracun.

Herliawan juga mengatakan, peran serta masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit rabies, sangat menentukan keberhasilan menekan munculnya kasus penyakit anjing gila yang sewaktu-waktu dapat terjadi di lingkungan masyarakat.

Ia mengatakan, masyarakat hendaknya mengetahui dan memahami gejala-gejala hewan berpenyakit rabies baik rabies ganas maupun rabies tenang. Gejala rabies ganas, antara lain, hewan tersebut tidak mau lagi tunduk pada perintah pemilik (menjadi ganas-Red), takut pada air, air liur keluar berlebihan dan ekor dilengkungkan ke bawah perut di antara dua paha.

"Ia akan menyerang dan menggigit apa saja yang dijumpai, kejang-kejang, kemudian lumpuh dan biasanya mati setelah 7-14 hari sejak timbul gejala atau paling lama 12 hari setelah gigitan," katanya.

Sedangkan rabies tenang, kata Herliawan, gejalanya, hewan akan bersembunyi di tempat gelap dan sejuk, kejang-kejang berlangsung sangat singkat, bahkan sering tidak sempat terlihat, serta terjadi kelumpuhan, mulut terbuka dan air liur keluar berlebihan, dan kematian terjadi dalam waktu singkat.

"Sebelum menggigit dan menularkan rabies kepada manusia, maka bila masyarakat yang mengetahui atau melihat ada hewan dengan gejala-gejala tersebut, sangat kita harapkan untuk segera dimusnahkan. Atau lapor kepada petugas Distanak terdekat," katanya.