Pekanbaru (Antarariau.com) - Badan Restorasi Gambut (BRG) bersama dengan Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Satgas Karhutla) Provinsi Riau meningkatkan koordinasi guna mencegah bencana tahunan tersebut.
"Kita pelajari apa yang harus diperkuat, kendala yang ada di mana serta berbagi kebutuhan sumber daya manusia, waktu dan teknologi," kata Kepala BRG Nazir Foead kepada Antara di Pekanbaru, Kamis.
Dalam koordinasi tersebut, ia mengatakan BRG bersama Satgas Karhutla Riau yang terdiri dari TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta sejumlah instansi lainnya banyak membahas kesiapan masing-masing instansi.
Pria kelahiran Medan, Sumatera Utara, itu mengatakan berdasarkan koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, diperkirakan Riau akan memasuki puncak musim kemarau pada Agustus 2017 mendatang.
Selama dua bulan mendatang, dia mengatakan akan memaksimalkan restorasi gambut. Selain itu, dia juga mengatakan restorasi tidak hanya pada sisi infrastruktur, melainkan fokus pada sosial masyarakat.
"Berhubungan dengan gambut, tentu pembahasan kita tidak boleh lupa dengan kehidupan masyarakat. Bagaimana lahan bisa dimanfaatkan, tidak hanya konstruksi saja," ujarnya.
Wakil Komandan Satgas Karhutla Riau, Kolonel Czi I Nyoman Prawarta menyambut baik upaya BRG yang berkomunikasi dengan Satgas Karhutla.
Pada dasarnya, ia mengatakan BRG merupakan bagian dari Satgas Karhutla Riau, sehingga dengan ada koordinasi tersebut maka pencegahan dan penanggulangan akan lebih terorganisi.
"Kita sangat menyambut baik kepala BRG yang berkoordinasi langsung dengan kita. BRG merupakan bagian dari Satgas Karhutla, berarti kalau dari kinerja, maka kegiatannya adalah pencegahan," urainya.
"Makanya kegiatan BRG akan kita kombinasi dengan Satgas. Kaitannya dengan Atgas akan bersinergi dengan baik," lanjutnya.
BRG menargetkan untuk merestorasi 200.000 hektare lahan gambut di delapan kabupaten di Provinsi Riau selama 2017.
200.000 hektare lahan gambut yang akan direstorasi selama 2017 mencakup delapan kabupaten kota yakni Dumai, Siak, Kepulauan Meranti, Bengkalis, Pelalawan, Indragiri Hilir, Rokan Hilir dan Kampar.
Riau merupakan satu dari tujuh provinsi prioritas restorasi oleh pemerintah melalui BRG. Secara nasional, tahun ini BRG menargetkan untuk merestorasi 400.000 hektare lahan gambut di tujuh provinsi di Indonesia.