Pekanbaru, 5/2 (Antara) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menyiapkan sejumlah konsep guna merevitalisasi kawasan hutan lindung Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) yang saat ini sebagian besar telah dirambah dan rawan terbakar.
"Ada langkah-langkah penting yang kita dilakukan di sana. Pertama memperkuat ekonomi desa-desa sekitar," kata Kepala BBKSDA Riau, Mahfud di Pekanbaru, Ahad.
Dengan memperkuat ekonomi desa sekitar TNTN, kata dia, diharapkan tidak ada warga desa yang melakukan pembalakan maupun perambahan hutan.
Kemudian, BBKSDA melalui Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum (BPPH) Wilayah II Sumatera bersama TNI dan Polri juga telah menyiapkan program patroli rutin.
Patroli rutin itu kata Mahfud mulai bergulir sejak awal 2017 lalu. Menurut dia, petugas gabungan akan menjaga dan tinggal di kawasan hutan selama 20 hari dalam sebulan. Program itu akan terus dilakukan selama setahun mendatang.
Kemudian, BBKSDA Riau dan BPPH Wilayah II Sumatera serta Balai TNTN juga sedang memetakan keberadaan cukong-cukong pembalakan maupun perambahan hutan.
"Cukong siapa saja, ini sedang kita lakukan dan identifikasi. Dengan patroli juga diharapkan dapat membantu pemetaan dan menjaga kawasan hutan tersisa," ujarnya.
Selain itu, BBKSDA Riau juga mempertimbangkan konsep hutan sosial. Meski konsep itu belum sepenuhnya selesai, dia mengatakan upaya-upaya itu diharapkan dapat merevitalisasi kawasan TNTN yang sebagian besar di Rambah.
Supartono, Kepala Balai TNTN menambahkan kawasan hutan yang tersisa saat ini hanya sekitar 25.000-30.000 hektare dari total luas awal 80.000 hetare.
TNTN menjadi salah satu dari sejumlah kawasan konservasi yang marak terjadi pembalakan, perambahan lahan. Akibatnya, setiap tahun kawasan hutan yang kaya akan flora dan fauna di Riau menjadi ajang berkumpulnya titik-titip api.