London (Antarariau.com) - Lagu The Beatles berjudul "Tomorrow Never Knows," yang diaransemen secara kreatif dengan diiringin gamelan Jawa dan suling Sunda dibawakan musisi Inggris Susheela Raman dan Sam Mills memukau penonton yang memenuhi Gedung pertunjukan Roundhouse di daerah Camden, London, Rabu malam.
Kolaborasi pertunjukan musik yang ditampilkan musisi Inggris, Susheela Raman dan gitaris Sam Milis dengan empat musisi tradisional Indonesia dari Institut Seni Indonesia-Solo, itu juga berhasil menarik perhatian Dubes RI untuk Inggris, Dr. Rizal Sukma beserta istri Hana A. Satriyo dan Dubes Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik beserta putrinya, demikian Minister Counsellor KBRI London Thomas Siregar kepada Antara London, Jumat.
Susheela Raman dan Sam Mills menggandeng maestro Gondrong Gunarto, Agus Prasetyo, Angger Widhi Asmara dan Rano Prasetyo serta musisi tradisional lainnya dari India mengusung konsep Ghost Gamelan yang mengundang rasa penasaran penonton.
Di tengah keheningan malam yang cukup dingin di kota London, alunan merdu gamelan mengawali lantunan perdana Moon yang dibawakan dengan sangat syahdu oleh Susheela Raman. Sementara petikan gitar Sam Mills dengan intens mencuri perhatian penonton di sela-sela tarikan suara sang vokalis yang turun naik menghangatkan ruang pertunjukan.
Kolaborasi musik modern dan tradisional mulai terasa pada lagu ketiga, No Name dimana instrumen-instrumen musik modern seperti tarikan senar cello, bass dan gitar yang dimainkan musisi Inggris berpadu dengan hentakan pada tabla dari India serta pukulan bertalu-talu pada gong, saron dan bonang dari Indonesia. Suatu jam session yang mengagumkan dari para musisi berbakat dari ketiga negara tersebut.
Hal itu tidak terlepas dari lengkingan suara suling yang dimainkan maestro gamelan kontemporer, Gunarto Gondrong membuat penonton merasa penasaran dalam menentukan alunan sulingnya mengandung elemen Jawa dan Sunda.
Setelah lebih dari satu setengah jam penonton dihibur dengan penampilan kolaborasi musik tiga negara yang sangat memukau, Susheela menutup dengan tembang pamungkas Tomorrow Never Knows, yang diaransemen secara kreatif dari lagu the Beatles.
Para penggemar the Beatles tentu sangat mengenali tembang yang satu itu, namun juga terpesona dengan sentuhan nada tradisional India dan Indonesia yang sangat dominan. Suguhan terakhir ini disaksikan secara berdiri oleh seluruh penonton yang sudah tidak tahan untuk bergoyang dan bertepuk tangan seakan tidak rela bila pertunjukan kolaborasi musik tiga negara tersebut segera diakhiri.
Menanggapi desakan halus para penonton, para musisi tampil kembali di panggung memainkan tembang No Name yang mengekspos secara maksimal kemampuan para musisi dalam memainkan instrumen melahirkan harmonisasi musik yang indah.
KBRI London sangat mengapresiasi dan mendukung penampilan musik kontemporer yang melibatkan alat musik tradisional seperti gamelan sebagai medium promosi seni dan budaya Indonesia dan diharapkan kerja sama seperti ini dapat terus dikembangkan di masa datang.
Berita Lainnya
Bagaimana jadinya Menteri Susi Pudjiastuti Menjadi Model dalam Peragaan Busana? Lihat di Sini
29 March 2018 14:30 WIB
Bungaraya Gelar Iven Sepeda Santai di Tengah Persawahan, Bagaimana Jadinya?
17 January 2018 20:20 WIB
Bagaimana Jadinya Jika Musik Batak Berkolaborasi Dengan Orkestra Spanyol?
17 December 2017 10:40 WIB
Bagaimana Jadinya Jika Disney Dan Seniman Bali Bekerjaasama
25 November 2017 9:40 WIB
Bagaimana Jadinya Jika Teh Terbuat Dari Daun Sirsak??
21 October 2017 11:05 WIB
Bagaimana Jadinya Jika Steven Spielberg Berada Di Depan Kamera
28 September 2017 9:35 WIB
Bagaimana Jadinya Jika Jokowi Mendadak Hadiri Festival Kuliner?
24 September 2017 12:05 WIB
Glenn Fredly Akan Buat Konser Untuk Slank, Bagaimana Jadinya Ya??
16 August 2017 9:00 WIB