Polda Riau Telusuri Pemilik Dari Enam Truk Angkut Kayu Ilegal

id polda riau telusuri pemilik dari enam truk angkut kayu ilegal

Polda Riau Telusuri Pemilik Dari Enam Truk Angkut Kayu Ilegal

Pekanbaru (Antarariau.com) - Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Riau mendalami cukong atau pemodal dari terungkapnya enam truk yang mengangkut puluhan kubik kayu ilegal di Kabupaten Kampar beberapa waktu lalu.

"Hingga saat ini pemilik modal kabur, dan supir truk pasang badan. Tapi saya upayakan pemberkasan kita sampai ke pemilik modal," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau, Kombes Rivai Sinambela kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.

Polda Riau pada pertengahan Desember 2016 lalu menangkap enam truk yang mengangkut 48 kubik kayu tanpa kelengkapan dokumen yang sah.

Dari penangkapan itu, polisi hanya berhasil menangkap dua supir yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan. Sementara empat supir lainnya melarikan diri.

Rivai menuturkan penyelidikan mengarah ke "saw mill" atau tempat pengolahan kayu di Kabupaten Kampar. Diduga kuat, lanjutnya, pemilik pengolahan kayu itu merupakan sebagai pemodal dari enam truk tersebut.

Dia memastikan, sebelum pemberkasan dan pelimpahan ke jaksa, Polda Riau akan berusaha mengungkap pemodal tersebut.

"Kita upayakan pemberkasan kita sampai ke pemilik modal," jelasnya.

Terkait asal kayu itu dari mana, Rivai menjelaskan kayu-kayu itu merupakan milik masyarakat di Kabupaten Siak.

"Tidak tertutup kemungkinan kayu itu juga berasal dari hutan lindung di sana," jelasnya.

Jajaran Polda Riau dalam beberapa bulan terakhir berhasil menangkap truk-truk bermuatan kayu diduga hasil pembalakan liar. Namun, penyelidikan seakan berhenti pada supir atau perantara.

Pengamat hukum Universitas Riau, Mexasai Indra sebelumnya meminta Polda Riau dapat menangkap cukong atau pemodal aksi pembalakan liar yang masih cukup marak terjadi di wilayah tersebut.

Dia mengatakan harus ada penyidikan secara menyeluruh dari penegak hukum. Indra mengatakan, sederhananya aktivitas pembalakan liar membutuhkan biaya yang cukup besar.

"Pasti ada aktor besar, aktor intelektual di sana yang berperan sebagai pemodal," ujarnya.