Pekanbaru (Antarariau.com) - Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Provinsi Riau mengolah sampah anorganik rumah tangga yang tidak terpakai menjadi kerajinan yang bernilai ekonomis melalui Bank Sampah.
"Limbah anorganik sangat sulit untuk diuraikan oleh tanah. Sampai akhirnya bisa menyebabkan banjir di musim hujan saat ini," ujar Penggagas Bank Sampah Dalang Collection yang juga tergabung dalam Iwapi Provinsi Riau, Soffia Seffen yang dihubungi via telepon, Kamis.
Lebih jauh ia menjelaskan bahwa Bank Sampah merupakan wadah untuk mendaur ulang sampah tersebut menjadi kerajinan yang bermanfaat dan bernilai ekonomis.
Ia menambahkan bahwa perbedaan Bank Sampah sama dengan Bank Konvensional lain hanya terletak pada penggunaan sampah sebagai nilai tukar pengganti uang.
Mekanisme bagi nasabah yang ingin menabung adalah sampah akan ditimbang terlebih dahulu, lalu jumlah timbangan tadi akan dicatat dalam rekening Bank Sampah, dan nilai rupiah akan dicantumkan pada buku tabungan yang dibawa oleh nasabah.
Ia juga menyebutkan bahwa setiap bulannya Bank Sampah mengumpulkan hampir 30 ton limbah. Limbah ini diperoleh dari 2000 nasabah dengan 24 cabang Bank Sampah di pemukiman, dan dari 100 Bank Sampah yang ada di sekolah.
Sampah-sampah tersebut kemudian diolah menjadi berbagai macam kerajinan seperti tas, baju, payung, ataupun tempat sepatu. Harga untuk produk ini juga tidak dipatok terlalu mahal.
Hingga saat ini, Soffia mengaku sudah memberdayakan 40 ibu rumah tangga yang ada di Pekanbaru.
Beberapa prestasi yang sudah diraih oleh Bank Sampah antara lain anugerah Kalpataru, penghargaan Paramakarya dari Presiden tahun 2015, serta penghargaan haji gratis dari Gubernur di tahun 2015.
Bagi yang ingin mengetahui informasi lebih lanjut ataupun sekedar melihat-lihat, Bank Sampah Dalang Collection beralamat di jalan Gajah Mada no.33 Kelurahan Rejosari Kulim Pekanbaru.
Oleh: Gebby Fadhila Sari
IWAPI Riau Sulap Sampah Rumah Tangga Menjadi Kerajinan Bernilai Ekonomis
