Oktober 2016, Delapan warga Bengkalis Meninggal Akibat DBD

id oktober 2016, delapan warga, bengkalis meninggal, akibat dbd

Oktober 2016, Delapan warga Bengkalis Meninggal Akibat DBD

Bengkalis (Antarariau.com)- Sebanyak delapan penderita Demam Berdarah meninggal dunia dari Januari hingga Oktober 2016 di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.

"Dari Januari hingga Oktober, tercatat delapan penderita meninggal dunia," kata Kepala Seksi Pengendalian Dan Pemberantasan Penyakit (P2p) Dinas Kesehatan Bengkalis, Ediyanto di Bengkalis, Selasa.

Ia mengatakan dari hasil data diperoleh pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) pada tiap kecamatan di Kabupaten Bengkalis, penderita meninggal dunia warga Desa Balai Makam berjumlah empat orang, Duri satu orang meninggal April lalu, dan masing-masing satu orang di Desa Sebangar dan Bengkalis serta Selat Baru Kecamatan Bantan meninggal pada September lalu.

Menurut dia kasus kematian pasien DBD pada umumnya terjadi akibat ketidaktahuan masyarakat tentang peringatan dini pada fase kritis.

"Ketika demam tinggi mulai mereda, banyak masyarakat mengira penyakit yang dideritanya sudah hilang, padahal turunnya demam justru bisa menjadi pertanda semakin kritis yang harus diwaspadai seperti rasa nyeri di bagian perut, gelisah dan lemah, pendarahan seperti mimisan, buang air besar berwarna hitam, perut membuncit, serta volume urin berkurang," katanya.

Ia menjelaskan bila penderita DBD mengalami tanda-tanda tersebut, maka harus segera mendapatkan pertolongan medis.

"Apabila tingkat kritis itu tidak diatasi secara dini, maka penderita DBD bisa mengalami pendarahan pada saluran cerna yang bisa mengakibatkan kematian," katanya.

Dalam kesempatan itu, Ediayanto juga mengimbau masyarakat untuk bersama menjaga kebersihan, menerapkan 3 M dalam kehidupan sehari-hari guna mencegah perkembangbiakan nyamuk penyebab demam berdarah.

Adapun 3 M yang dimaksud adalah menguras tempat penampungan air seperti bak mandi atau tempat air lainnya, selanjutnya menutup rapat semua tempat penampungan air seperti ember, dan terakhir mengubur barang-barang bekas yang ada di sekitar atau di luar rumah yang dapat menampung air hujan seperti kaleng bekas dan lainnya. (ADV)