Jakarta (ANTARA) - Aktor sekaligus sutradara, Reza Rahadian menilai makna kemerdekaan tidak hanya berhenti pada pengakuan sejarah, tetapi juga menyangkut pemenuhan hak-hak sipil dan kebebasan berpikir.
“Buat saya makna kemerdekaan itu sangat relate dengan pemenuhan hak-hak sipil, kemudian juga bermakna atas kebebasan berpikir dan berpendapat,” ujar Reza kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Kemarin, Konser Rossa bertajuk "Here I Am" hingga refleksi diri Reza Rahadian
Reza menyampaikan, meskipun Indonesia secara historis telah merdeka sejak 17 Agustus 1945, pemerataan manfaat kemerdekaan masih menjadi tantangan.
“By default kita memang bangsa yang merdeka. Secara sejarah itu faktanya, tapi apakah pemerataan tentang kemerdekaan itu sudah bisa dinikmati oleh semua orang? Itu pertanyaan yang berbeda,” jelasnya.
Reza menilai setiap zaman memiliki tantangan dan pekerjaan rumah (PR) tersendiri untuk memperluas jangkauan kemerdekaan secara merata.
Dalam hal ini, peran pemerintah menjadi krusial untuk mendorong pemerataan tersebut di berbagai sektor.
“Masih banyak pekerjaan rumah yang menurut saya setiap zaman akan memiliki PR-nya sendiri. Nah itu fungsi pemerintah untuk kemudian mendorong adanya pemerataan,” ujarnya.
Sebagai pelaku seni, Reza juga menyoroti pentingnya peran budaya dan kreativitas dalam mendukung kemajuan bangsa.
Dalam momentum peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, ia berharap dunia seni mendapatkan perhatian yang lebih serius, mengingat potensinya yang besar bagi pembangunan nasional.
Baca juga: Aktor Reza Rahadian debut sebagai sutradara, angkat kisah perempuan
“Harapannya di bidang seni, ya tentu bagaimana agar seni bisa dilihat sebagai sesuatu yang sangat potensial untuk mendukung kemajuan bangsa ini,” pungkasnya.
